www.ibumengaji.com Pada usia 7 tahun, Yesi telah memeluk Islam. Ia berasal dari keluarga Kristen yang taat. Papanya adalah seorang pendeta dan ibunya adalah seorang penginjil. Awalnya, Papa Yesi memiliki niat untuk mengkristenkan keluarga Muslim bernama Bapak Abdullah, tetapi suatu peristiwa mengubah hidupnya. Saat mencoba mencopotkan kaligrafi Islam, bertuliskan “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah”. Karena ketidaktahuannya tentang kalimat itu maka dijelaskanlah oleh Pak Abdullah. Kalimat itu artinya “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah utusan Allah”. Kalimat yang ia dengar itu kemudian menjadi suara yang terus menerus terdengar berulang-ulang dalam hari-hari berikutnya.
Meskipun awalnya ragu dan bingung, Papa Yesi akhirnya merenung dan mendalami agama Islam selama tiga bulan. Sejak memutuskan untuk memeluk Islam pada tahun 1993, keluarga Yesi menjadi gempar. Gereja melarang dan mengecam keputusan Papa Yesi, yang sebelumnya telah banyak mengkristenkan orang. Namun, Papa Yesi dengan sabar dan lembut menjalani perdebatan dengan gereja dan juga dengan keluarganya, tanpa pernah memaksa mereka untuk masuk Islam.
Perubahan akhlak yang mencolok terjadi pada Papa Yesi setelah memeluk Islam. Dulu temperamental dan keras, kini ia menjadi lembut dan penuh kesabaran. Meskipun dihadapkan pada perdebatan dan penghinaan dari orang gereja, ia tetap tenang dan percaya bahwa kebenaran akan terbukti di akhirat.
Melihat perubahan ayah mereka, Yesi dan kakaknya yang kedua memutuskan untuk ikut memeluk Islam. Akhirnya Mama dan kakak pertamanya pun juga mendapatkan hidayah Allah SWT. Dalam suasana yang sulit, mereka harus bersembunyi-sembunyi dalam berislam. Setelah pindah ke daerah Depok, keluarga Yesi menghadapi kesulitan ekonomi, tetapi Papa Yesi menguatkan mereka dengan keyakinan bahwa kesetiaan pada agama akan mendatangkan keberkahan di akhirat.
Meskipun masih kecil, Yesi mengikrarkan Syahadat tanpa paksaan dan mulai memakai hijab pada usia 11 tahun. Keteguhannya dalam mengenakan hijab meskipun bersekolah di yayasan Hindu, membuatnya menjadi satu-satunya siswi yang mengenakan jilbab di sekolah
tersebut. Kisah Yesi mengajarkan tentang kekuatan iman, kesabaran, dan keteguhan hati dalam menghadapi perubahan dan tekanan. Dengan keyakinan yang teguh, Yesi membuktikan bahwa ketika hati terpanggil oleh kebenaran, segala rintangan dapat diatasi. #jpr
Sumber : Baitul Maqdis Channel : https://www.youtube.com/watch?v=TAjH63aEh58 “