Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Ustadz Fadlan Garamatan: Bekal Kesabaran Membawa Cahaya Islam di Papua

www.ibumengaji.com Ketika berbicara tentang dakwah di wilayah pedalaman Indonesia, khususnya di tanah Papua, satu nama yang tak bisa dilewatkan adalah Ustaz Fadlan Garamatan. Beliau bukan sekadar seorang dai, melainkan sosok pejuang dakwah yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menyinari pelosok Papua dengan cahaya Islam.

Siapakah Fadlan Garamatan?

Ustadz Fadlan Garamatan lahir di Kaimana, Papua Barat, dari keluarga Muslim. Anak ketiga dari tujuh bersaudara, lahir dari keluarga Muslim yang gigih dalam pendidikan agama sejak kecil. Menempuh pendidikan tinggi di Makassar, aktif di organisasi keagamaan, dan memperdalam dakwah hingga kembali ke tanah Papua. Ia dikenal sebagai ulama dan dai yang fokus berdakwah di tanah kelahirannya dan wilayah-wilayah terisolir di Papua. Dengan wajah teduh, tutur lembut namun penuh ketegasan dalam dakwah, Fadlan berhasil membangun jembatan antara nilai-nilai Islam dan kearifan lokal Papua.

Namanya mulai dikenal luas di Indonesia saat ia tampil dalam berbagai acara dakwah nasional dan berbicara tentang tantangan serta keunikan berdakwah di Papua. Ia juga aktif dalam berbagai program Islamisasi sosial yang humanis dan berkelanjutan.

Kisah Dakwah yang Menginspirasi di Pedalaman Papua

Dakwah Ustadz Fadlan tidaklah mudah. Ia harus menyusuri hutan belantara, menyeberangi sungai, hingga tinggal bersama masyarakat adat yang belum mengenal Islam. Namun, justru dari situlah kisah inspiratif dakwahnya bermula.

Dalam salah satu misi dakwah, kepala suku melempar tombak yang mengenai betis beliau hingga dia terjatuh. Meski terluka parah, beliau tetap tenang dan menegaskan, “tujuan dakwah bukan berperang”. Peristiwa lainnya, beliau pernah dipanah hingga tangannya patah dan bengkok—namun tak menghentikan langkah dakwahnya.

Salah satu kisah paling menyentuh adalah saat ia berhasil mengislamkan satu kampung yang sebelumnya sama sekali belum mengenal Islam. Prosesnya bukan dengan kekerasan atau pemaksaan, tetapi dengan pendekatan kultural, dialogis, dan penuh kasih sayang. Ia membaur dengan masyarakat, membantu mereka bertani, mengajarkan kebersihan, kesehatan, hingga pendidikan anak-anak. Dari pendekatan Humanis: mandi dengan sabun, edukasi kebersihan, dan dialog kultural, ia bersama tim mengenalkan Islam dari nilai dasar sampai praktik shalat. Metode ini berhasil mengikrarkan 3.712 warga pedalaman Papua sebagai mualaf dalam waktu singkat .

Dalam sebuah wawancara, Fadlan bercerita tentang momen mengislamkan suku-suku pedalaman, yang kadang dimulai dari satu kepala suku, lalu diikuti oleh seluruh komunitas. Namun proses ini tak singkat—ada yang butuh waktu bertahun-tahun, membuktikan betapa besar dedikasi dan kesabarannya.

Membangun Peradaban Islami di Timur Nusantara

Mendirikan Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) di Bekasi sebagai media dakwah, pendidikan anak dari Papua dan timur Indonesia menuju pesantren, sekolah hingga perguruan tinggi dengan fasilitas penuh. Program pemberdayaan masyarakat: klinik herbal, pembuatan karya tulis, media dakwah, serta pusat pembinaan mualaf pedalaman Papua. Pendekatan dakwah berbasis budaya lokal, seperti mengenalkan budaya mandi dengan sabun hingga tata cara beribadah Islami—yang membangun tingkat penerimaan tinggi di kalangan kepala suku maupun komunitas adat.

Salah satu pencapaiannya yang monumental adalah program pembinaan mualaf suku-suku Papua yang sebelumnya hidup dalam keterbatasan spiritual dan akses pendidikan. Ia percaya bahwa Islam tidak hanya datang untuk memperkenalkan ritual, tetapi juga peradaban dan kemajuan.

Pesan Dakwah yang Damai dan Merangkul

Apa yang membuat dakwah Fadlan Garamatan begitu berkesan adalah pendekatannya yang ramah, merangkul, dan menghargai budaya lokal. Ia sering mengenakan pakaian adat Papua saat berdakwah, menunjukkan bahwa Islam tidak bertentangan dengan budaya, tetapi justru bisa bersinergi untuk membentuk masyarakat yang lebih baik.

Menurutnya, dakwah bukan sekadar menyampaikan ceramah, tetapi tentang memberi keteladanan dan hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan bimbingan dan kasih sayang.

Penutup: Inspirasi dari Timur untuk Indonesia

Jejak dakwah Fadlan Garamatan di Papua adalah cerminan bagaimana Islam menyebar dengan cinta, perjuangan, dan keteladanan. Di tengah berbagai tantangan geografis dan sosial, ia terus menyalakan obor dakwah di ujung timur Indonesia.

Dari sosoknya, kita belajar bahwa dakwah bukan hanya milik mimbar megah di kota-kota besar, tetapi juga perjuangan sunyi di balik rimbunnya hutan, di atas perahu kayu yang mengarungi sungai, dan di tengah masyarakat yang belum mengenal kalimat syahadat.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments