www.ibumengaji.com Nabi Khidr AS adalah sosok yang unik dan istimewa dalam Islam, dikenal karena memiliki ilmu khusus yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Kisahnya tercantum dalam Al-Quran, tepatnya di Surat Al-Kahfi ayat 60-82, di mana Nabi Musa AS melakukan perjalanan bersama beliau untuk menimba ilmu. Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai status Nabi Khidr AS. Sebagian ulama, seperti Imam Nawawi, berpendapat bahwa beliau sudah wafat, sementara yang lain meyakini bahwa beliau masih hidup hingga saat ini.
Perjalanan Nabi Musa AS dan Nabi Khidr AS
Kisah ini dimulai ketika Nabi Musa AS diberitahu oleh Allah SWT bahwa ada seorang hamba yang lebih berilmu dalam hal-hal tertentu. Nabi Musa AS kemudian diperintahkan untuk bertemu Nabi Khidr AS di tempat pertemuan dua lautan. Setelah bertemu, Nabi Musa AS meminta izin untuk mengikuti Nabi Khidr AS, namun dengan syarat bahwa beliau harus bersabar dan tidak boleh bertanya sebelum Nabi Khidr AS menjelaskan tindakannya.
Selama perjalanan, Nabi Khidr AS melakukan tiga hal yang membuat Nabi Musa AS terheran-heran dan tidak mampu menahan diri untuk bertanya:
- Menenggelamkan perahu milik orang-orang miskin yang mencari nafkah di laut.
- Membunuh seorang anak laki-laki yang tampak tidak bersalah.
- Memperbaiki dinding rumah milik penduduk yang menolak memberi mereka makanan tanpa meminta bayaran.
Setiap kali Nabi Musa AS bertanya, Nabi Khidr AS mengingatkan bahwa Musa AS telah melanggar syarat kesabaran yang disepakati. Pada akhirnya, Nabi Khidr AS menjelaskan hikmah di balik tindakannya:
- Perahu ditenggelamkan untuk menyelamatkannya dari raja zalim yang merampas perahu-perahu bagus.
- Anak dibunuh karena di masa depan ia akan menjadi anak yang durhaka dan menyesatkan orang tuanya yang saleh.
- Dinding diperbaiki karena di bawahnya terdapat harta karun milik dua anak yatim yang ditinggalkan oleh ayahnya yang saleh, dan Allah ingin melindungi harta tersebut sampai mereka dewasa.
Pelajaran dari Kisah Ini
Kisah ini mengandung banyak pelajaran penting bagi umat manusia:
- Kesabaran dalam mencari ilmu sangat penting, sebagaimana yang ditunjukkan oleh perjalanan Nabi Musa AS.
- Ilmu Allah SWT sangat luas dan tidak terbatas. Bahkan nabi besar seperti Musa AS pun tidak mengetahui segala sesuatu.
- Hikmah di balik takdir Allah sering kali tidak dapat dipahami oleh manusia. Apa yang tampak buruk di mata manusia mungkin mengandung kebaikan yang tersembunyi.
- Tawakal kepada Allah sangat diperlukan, karena Allah selalu mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Kisah ini mengajarkan bahwa kita harus menerima takdir Allah dengan keimanan penuh, karena segala sesuatu yang terjadi memiliki hikmah dan tujuan yang mungkin belum kita pahami.