www.ibumengaji.com Tak sedikit dari kita yang memeluk keyakinan sejak lahir, namun hanya segelintir yang mau bertanya, menggali, bahkan menguji kebenaran yang diyakininya. Dondy Tan, seorang pria keturunan Tionghoa kelahiran Melbourne, Australia, adalah salah satu dari mereka yang berani mengambil risiko untuk menemukan makna sejati dalam hidupnya. Perjalanannya menuju Islam bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari riset panjang, pemikiran kritis, dan keberanian spiritual yang luar biasa.
Awal Mula Pencarian: Dari Gereja ke Ruang Perdebatan
Dibesarkan dalam keluarga Kristen Protestan, Dondy tumbuh sebagai pemuda yang taat dan patuh pada doktrin gereja. Namun seiring waktu, benih-benih pertanyaan mulai tumbuh dalam pikirannya. Ia menemukan sejumlah ayat dalam Alkitab yang bertentangan secara logika dan sains modern. Sebagai seorang yang haus akan kebenaran, ia tidak menelan doktrin begitu saja.
Salah satu titik balik dalam pencariannya adalah saat ia menonton video ceramah dari Ahmed Deedat, seorang tokoh Muslim yang terkenal dengan kemampuan debat antar agama. Deedat kerap membandingkan isi Alkitab dengan Al-Qur’an secara ilmiah dan logis. Tak hanya menonton, Dondy pun membuktikan langsung dengan membandingkan ayat-ayat tersebut menggunakan Alkitab berbahasa asli Yunani dan Ibrani. Ia juga membaca berbagai tafsir dan sejarah penyusunan kitab.
7 Tahun Pencarian yang Mengubah Segalanya
Riset mendalam itu berlangsung selama tujuh tahun penuh perenungan dan pencarian. Dalam prosesnya, ia menemukan bahwa Islam memiliki struktur teologi yang lebih jelas, logis, dan sesuai dengan akal. Ia juga melihat keselarasan antara wahyu dan sains, serta nilai kemanusiaan yang menyentuh hatinya.
Pada 25 Juli 2014, dengan mantap ia mengucapkan dua kalimat syahadat. Langkah ini bukan tanpa konsekuensi. Sang istri saat itu memilih untuk tidak mengikuti jejaknya, dan akhirnya mereka berpisah secara baik-baik. Tapi bagi Dondy, iman yang ia yakini lebih penting dari kenyamanan hidup yang sementara.
Mualaf yang Tak Hanya Beriman, Tapi Juga Berilmu
Dondy Tan tak berhenti di titik syahadat. Ia justru semakin giat menggali ilmu Islam dan mempelajari lebih dalam sejarah agama-agama Samawi. Kini, ia dikenal luas sebagai aktivis mualaf, pakar Kristologi, sekaligus YouTuber dakwah yang menginspirasi banyak orang.
Lewat kanal YouTube-nya, ia menyampaikan ceramah dan diskusi perbandingan agama secara rasional dan ilmiah. Beberapa kontennya bahkan cukup kontroversial, seperti debat terbuka dengan pendeta Elia Myron, yang sempat viral. Di kanal tersebut, ia mengajak penonton untuk berpikir kritis terhadap sejarah dan narasi keagamaan yang selama ini diterima secara turun-temurun.
Mendampingi Mualaf dan Berdakwah Lewat Ilmu
Kini, Dondy aktif sebagai Bendahara II Yayasan Pembina Muallaf At-Tauhid, organisasi yang membina para mualaf agar kuat secara iman dan ilmu. Ia terlibat dalam berbagai forum diskusi, tabligh akbar, hingga menjadi pembicara di pesantren dan komunitas.
Tak hanya berdakwah kepada non-Muslim, Dondy juga mengingatkan umat Islam agar tidak lengah terhadap pendekatan misionaris yang masuk ke dalam pendidikan tinggi teologi Kristen. Ia mengungkap bagaimana Sekolah Tinggi Teologi (STT) di berbagai kota, seperti di Malang, mempelajari Islamologi sebagai bekal misi. Ia menyerukan agar umat Islam melek terhadap hal ini dan memperkuat pemahaman terhadap agamanya sendiri.
Penutup: Islam Mengubah Hidup, Ilmu Menguatkan Langkah
Kisah Dondy Tan bukan hanya kisah perpindahan agama, melainkan kisah pencarian makna hidup. Ia membuktikan bahwa kebenaran bukan sekadar warisan, melainkan harus ditemukan dengan hati dan akal yang jujur. Dari seorang Kristen taat menjadi Muslim cendekia, Dondy Tan telah menginspirasi ribuan orang melalui ilmu, kejujuran, dan keberaniannya.
Semoga kisah ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia yang penuh kebisingan ideologi dan klaim kebenaran, pencarian yang tulus akan selalu menemukan jalannya—menuju cahaya.