Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Ketika Ilmu Menjadi Pilihan Tertinggi: Hikmah Besar dari Kisah Nabi Sulaiman a.s

www.ibumengaji.com Ketika Allah menawarkan kepada Nabi Sulaiman a.s. tiga anugerah terbesar yang dapat dimiliki manusia—ilmu, harta, dan kerajaan—beliau justru memilih yang paling halus namun paling menentukan: ilmu. Pilihan itu bukan sekadar keputusan seorang nabi, tetapi sebuah pesan peradaban bahwa kejayaan tidak pernah lahir dari kekayaan atau kekuasaan semata, melainkan dari pengetahuan yang menuntun keduanya. Dari sinilah bermula kisah seorang raja yang kerajaannya meliputi manusia, jin, angin, dan hewan; kekuasaan yang tak tertandingi namun tetap tunduk dalam syukur. Mari menyelami sebuah hikmah besar: bahwa siapa yang mengutamakan ilmu, Allah membukakan baginya pintu-pintu karunia yang tidak pernah dibayangkan.

Riwayat yang berbunyi:

خُيِّرَ سُلَيْمَانُ بَيْنَ الْمَالِ وَالْمُلْكِ وَالْعِلْمِ فَاخْتَارَ الْعِلْمَ، فَأُعْطِيَ الْمُلْكَ وَالْمَالَ – رواه الديلمي

Sulaiman diberi pilihan antara harta, kerajaan, atau ilmu. Maka ia memilih ilmu. Lalu Allah memberinya kerajaan dan harta.

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Daylamī dalam Musnad al-Firdaws. Para ulama hadis menilai sanadnya lemah (dha‘if) karena di dalamnya terdapat beberapa perawi yang majhul (tidak dikenal). Riwayat ini tidak memiliki jalur penguat yang kuat sehingga derajatnya tidak naik menjadi hasan li ghayrihi. Namun maknanya benar dan selaras dengan apa yang dikisahkan Allah dalam Al-Qur’an tentang Nabi Sulaiman sebagai nabi yang diberi ilmu, hikmah, kekuasaan, dan kekayaan.

Riwayat ini bukan hadis hukum, melainkan hadis fadhā’il (keutamaan), sehingga meskipun sanadnya lemah, isinya dapat dijadikan pelajaran selama tidak bertentangan dengan nash Al-Qur’an.

Korelasi Hadis dengan Al-Qur’an

Al-Qur’an justru menjelaskan bahwa ilmu adalah inti karunia yang diberikan Allah kepada para nabi, termasuk Nabi Sulaiman a.s.

  1. QS. an-Naml: 15

    “Dan sungguh Kami telah memberi ilmu kepada Dawud dan Sulaiman…”

    Ayat ini mendahulukan ilmu, bukan harta atau kekuasaan.

  2. QS. an-Naml: 16

    “Dan Sulaiman mewarisi Daud…”

    Para mufassir menjelaskan bahwa maksud warisan di sini bukan harta, tetapi ilmu dan kenabian.

  3. QS. as-Sad: 35

    “Wahai Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak pantas dimiliki seorang pun sesudahku.”

    Doa ini menunjukkan bahwa kerajaan besar yang dimiliki Nabi Sulaiman adalah karunia, bukan ambisi duniawi.

  4. QS. al-Mujadalah: 11

    “Allah meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Ayat-ayat ini meneguhkan bahwa ilmu adalah asas segala keutamaan, sedangkan harta dan kerajaan adalah buah, bukan tujuan utama.

Penguat dari Hadis Lain

Nabi SAW bersabda:

  1. “Barangsiapa dikehendaki Allah menjadi baik, Allah jadikan ia paham agama.” (HR. Bukhari-Muslim)

  2. “Para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Tirmidzi, hasan sahih)

Kedua hadis ini menegaskan: warisan para nabi adalah ilmu, bukan kekuasaan atau kekayaan.

Makna Hadis: Mengapa Nabi Sulaiman Memilih Ilmu?

Ilmu adalah pondasi segala keputusan, sumber kebijaksanaan, dan kunci amanah atas kekuasaan. Dengan ilmu, seseorang mampu:

  • mengetahui mana yang benar dan salah,

  • menggunakan kekuasaan dengan adil,

  • mengelola harta tanpa keserakahan,

  • memahami tujuan hidup dan misi kenabian.

Secara logis, jika seseorang memiliki ilmu yang benar:

  • harta dapat dikelola dengan bijak,

  • kekuasaan akan diberkahi,

  • keduanya tidak menjadikannya sombong atau lalai.

Tanpa ilmu, kekuasaan menjadi bencana; harta menjadi fitnah.

Ini menjelaskan mengapa ketika Nabi Sulaiman memilih ilmu, Allah memberinya harta dan kerajaan sekaligus. Karena orang berilmu tahu cara menggunakan keduanya untuk maslahat umat.

Tinjauan Logis dan Hikmah

Secara rasional:

  • Ilmu adalah sebab, harta dan kekuasaan adalah akibat.

  • Ilmu melahirkan kemampuan, kemampuan melahirkan pengaruh, pengaruh menghasilkan kekuasaan dan rezeki.

  • Orang yang memilih harta atau kekuasaan tanpa ilmu, pada akhirnya akan kehilangan semuanya.

  • Tetapi orang yang memilih ilmu, ia mendapat alat untuk meraih semua yang bermanfaat baginya.

Ini sejalan dengan sunnatullah dalam kehidupan: bangsa, individu, atau peradaban yang menguasai ilmu akan menguasai ekonomi dan kekuasaan.

Hadis tentang pilihan Nabi Sulaiman memiliki sanad lemah, tetapi maknanya benar dan bersesuaian dengan nash-nash Al-Qur’an. Ia mengajarkan bahwa ilmu adalah pilihan tertinggi, fondasi segala kebaikan, dan pintu datangnya karunia lain seperti harta dan kekuasaan. Nabi Sulaiman dipuji karena memilih yang paling mulia—dan Allah memberinya seluruh keutamaan dunia karena ia menempatkan ilmu sebagai asas.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments