www.ibumengaji.com Istighfar adalah memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan, baik secara sengaja maupun tidak. Dalam bahasa Arab, kata istighfar berasal dari akar kata ghafara yang berarti “menutupi” atau “mengampuni.” Dengan beristighfar, seorang Muslim memohon kepada Allah SWT agar dosa-dosanya diampuni dan ditutupi, serta meminta perlindungan dari akibat buruknya.
Manfaat Rajin Beristighfar
- Ampunan Dosa
Allah SWT menjanjikan ampunan bagi hamba-Nya yang selalu memohon ampunan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman,
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan atau menganiaya dirinya sendiri kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 110). - Kemudahan Rezeki dan Kelapangan Hidup
Istighfar juga mendatangkan rezeki dan keberkahan hidup. Allah SWT berfirman dalam Surah Nuh: 10-12:
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya sungai-sungai.’” - Ketenangan Batin
Rajin beristighfar juga memberikan ketenangan hati dan jiwa. Ketika seseorang menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan memohon ampun kepada Allah, hatinya menjadi lebih tenang karena yakin Allah akan mengampuninya. - Menghindarkan dari Adzab
Dalam hadits disebutkan bahwa istighfar dapat mencegah datangnya adzab. Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberikan kelapangan dalam setiap kesulitannya, jalan keluar dari setiap kesempitannya, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud).
Waktu Terbaik untuk Beristighfar
Meskipun istighfar dapat dilakukan kapan saja, ada beberapa waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak istighfar:
- Setelah Melakukan Dosa
Ketika seseorang merasa telah melakukan dosa, segeralah beristighfar dan memohon ampun kepada Allah. Ini mencerminkan sikap tawadhu dan kesadaran akan keterbatasan manusia. - Sepertiga Malam Terakhir
Waktu sebelum fajar adalah salah satu waktu yang paling utama untuk beristighfar. Allah SWT memuji orang-orang yang bangun di waktu ini untuk memohon ampunan,
“Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat: 18). - Setelah Shalat
Setelah shalat, dianjurkan untuk mengucapkan istighfar sebagai bentuk penyempurnaan ibadah. Ini menunjukkan sikap rendah hati seorang hamba yang mengakui bahwa ibadahnya mungkin belum sempurna.
Kisah Imam Ahmad dan Penjual Roti
Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar, pernah mengalami kejadian luar biasa terkait istighfar. Suatu ketika, beliau sedang melakukan perjalanan dan singgah di sebuah masjid. Namun, beliau tidak diizinkan bermalam di sana, sehingga beliau duduk di luar masjid. Seorang penjual roti melihat Imam Ahmad dan mengajaknya ke rumahnya untuk bermalam. Selama di rumah penjual roti tersebut, Imam Ahmad memperhatikan bahwa penjual roti itu terus-menerus beristighfar saat membuat roti. Imam Ahmad pun bertanya, “Apakah ada hasil yang engkau dapatkan dari istighfarmu yang tak henti-henti ini?” Penjual roti itu menjawab, “Segala permintaanku dikabulkan oleh Allah, kecuali satu hal.” Imam Ahmad bertanya, “Apa itu?” Penjual roti menjawab, “Aku belum pernah bertemu Imam Ahmad bin Hanbal.” Mendengar hal itu, Imam Ahmad berkata, “Akulah Ahmad bin Hanbal. Allah telah mengabulkan doamu untuk bertemu denganku.”
Kisah ini menunjukkan betapa besar manfaat istighfar, hingga Allah mempertemukan hamba-Nya dengan orang-orang saleh dan mengabulkan segala permintaannya.
Istighfar adalah jalan menuju ampunan, kemudahan hidup, dan kedekatan dengan Allah SWT. Mari kita perbanyak istighfar dalam keseharian kita agar mendapatkan ridha dan keberkahan dari-Nya.