www.ibumengaji.com Perintah berqurban pertama kali disampaikan oleh Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS melalui mimpi. Dalam mimpi tersebut, Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail. Nabi Ibrahim, yang memiliki ketaatan luar biasa kepada Allah, segera menceritakan mimpinya kepada Ismail. Dengan keimanan yang kuat, Ismail pun merespon dengan keteguhan hati, mendukung keputusan ayahnya. Namun, saat hendak dilaksanakan, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini menjadi tonggak awal syariat qurban yang kemudian diteruskan dalam ajaran Islam.
Ketika Rasulullah SAW diutus, syariat qurban menjadi lebih terstruktur. Dalam ajaran Islam, qurban dilakukan pada Hari Raya Idul Adha, di mana umat Muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban seperti kambing, sapi, atau unta. Hewan tersebut kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan, termasuk fakir miskin. Perintah ini tidak hanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan mempererat tali persaudaraan antar sesama manusia.
Pelaksanaan qurban memiliki hikmah yang mendalam baik dari segi keimanan maupun sosial kemasyarakatan. Dari sisi keimanan, qurban adalah bentuk pengabdian dan ketaatan umat Muslim kepada Allah SWT. Melalui qurban, umat Muslim diingatkan untuk senantiasa berserah diri dan patuh terhadap segala perintah Allah, sebagaimana ketaatan Nabi Ibrahim AS. Qurban juga mengajarkan tentang pengorbanan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah, serta menghilangkan sifat egois dengan mendahulukan kepentingan orang lain.
Dari segi sosial, qurban memiliki manfaat besar dalam mempererat hubungan sosial dan meningkatkan solidaritas antar sesama. Daging qurban yang dibagikan kepada fakir miskin menjadi salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang kurang beruntung. Hal ini dapat meringankan beban hidup mereka dan memberikan kebahagiaan di hari raya. Selain itu, qurban juga menjadi momen untuk mempererat hubungan keluarga dan tetangga, di mana proses penyembelihan dan pembagian daging dilakukan bersama-sama, sehingga menciptakan kebersamaan dan kekompakan di tengah masyarakat.
Secara keseluruhan, hikmah qurban tidak hanya terletak pada pelaksanaan ritual itu sendiri, tetapi juga pada nilai-nilai keimanan dan sosial yang terkandung di dalamnya. Melalui qurban, umat Muslim diajak untuk merenungkan arti pengorbanan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian, qurban menjadi sarana untuk memperkuat iman dan mempererat ikatan sosial, menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan harmonis.