Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Asiyah, Istri Firaun: Perempuan Mukminah yang Taat

www.ibumengaji.com Asiyah binti Muzahim adalah salah satu wanita mulia dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai istri Firaun, raja Mesir yang mengaku sebagai tuhan. Meski hidup dalam kemewahan istana, Asiyah tetap teguh memegang iman kepada Allah SWT. Menurut beberapa riwayat, Asiyah berasal dari keturunan yang mulia, namun ia harus menghadapi ujian berat sebagai istri dari penguasa yang zalim dan sombong.

Kisah Asiyah berawal ketika Firaun mengeluarkan perintah untuk membunuh semua bayi laki-laki dari Bani Israil karena takut akan ramalan bahwa seorang dari mereka akan menggulingkan tahtanya. Namun, Allah SWT memiliki rencana yang berbeda. Ketika ibu Nabi Musa AS meletakkannya di sungai Nil untuk menyelamatkannya, Allah menuntun bayi Musa ke istana Firaun. Di sinilah Asiyah menemukan Musa dan, dengan izin Allah, hatinya dipenuhi kasih sayang terhadap bayi tersebut. Ia memohon kepada Firaun agar diizinkan mengasuh Musa, dan dengan demikian, Musa dibesarkan di istana Firaun.

Allah SWT menggambarkan Asiyah sebagai salah satu teladan bagi orang-orang beriman dalam Al-Quran, Surah At-Tahrim ayat 11: “Dan Allah membuat istri Fir‘aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.’” Ayat ini menunjukkan keteguhan iman Asiyah meski ia harus hidup di bawah tirani Firaun.

Ketika Musa AS diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada Firaun, ia membawa pesan tauhid dan memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun menolak dengan angkuh dan tetap pada kesesatannya. Meskipun begitu, Asiyah tetap mendukung ajaran Musa secara diam-diam. Ketika Firaun mengetahui bahwa istrinya telah memeluk agama Musa, ia memerintahkan agar Asiyah disiksa dengan kejam. Namun, di tengah penderitaannya, Asiyah memohon kepada Allah untuk diberikan tempat di surga, dan doanya pun dikabulkan.

Kisah Asiyah mengajarkan kita tentang kekuatan iman dan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Meski berada di lingkungan yang penuh dengan kekafiran, Asiyah tetap teguh pada keimanannya kepada Allah SWT. Perannya dalam sejarah Nabi Musa AS merupakan bukti bahwa Allah selalu melindungi hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments