www.ibumengaji.com Utsman bin Affan RA adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling mulia dan berjasa besar dalam sejarah Islam. Ia lahir di kota Makkah dari keluarga bangsawan Bani Umayyah pada tahun 574 M, lima hingga enam tahun setelah kelahiran Rasulullah. Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah Al-Qurasyi Al-Umawi. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, menjadi bagian dari as-sabiqun al-awwalun—golongan yang pertama-tama memeluk Islam.
Sebagai seorang saudagar kaya raya, Utsman dikenal sangat dermawan. Ia menginfakkan hartanya demi perjuangan Islam, termasuk membeli Sumur Raumah dari seorang Yahudi lalu mewakafkannya untuk umat (HR. Tirmidzi). Pada Perang Tabuk, ia menyumbangkan 1.000 unta, 70 kuda, dan uang sebesar 1.000 dinar—sepertiga dari biaya perang. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada yang membahayakan Utsman setelah apa yang dilakukannya hari ini.” (HR. Tirmidzi).
Julukannya Dzun Nurain (pemilik dua cahaya) diperoleh karena menikahi dua putri Nabi: Ruqayyah dan, setelah wafatnya, Ummu Kultsum. Dalam sejarah Islam, tidak ada sahabat lain yang menikahi dua putri Nabi sekaligus.
Ketika kaum Muslimin kesulitan mendapatkan air bersih, dialah yang membeli sumur dan mewakafkannya. Ketika Masjid Nabawi sudah tak cukup menampung jamaah, Utsman yang memperluasnya. Semua ini mencerminkan betapa besar jiwa sosialnya.
Utsman diangkat menjadi khalifah ketiga menggantikan Umar bin Khattab pada tahun 24 H. Masa pemerintahannya berlangsung selama 12 tahun. Di masa ini, Islam mengalami kemajuan pesat, baik dalam bidang ekonomi, perluasan wilayah, maupun administrasi negara. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah pembakuan Mushaf Al-Qur’an. Ketika terjadi perbedaan dalam bacaan di berbagai daerah, Utsman mengumpulkan para sahabat penghafal Al-Qur’an dan menyusun satu mushaf standar yang kemudian disalin dan dikirim ke berbagai wilayah Islam. Inilah yang kini dikenal sebagai Mushaf Utsmani.
Namun di balik kesuksesan itu, masa kekhalifahan Utsman juga diwarnai fitnah besar. Kebijakannya yang menunjuk kerabat sebagai pejabat negara (yang dinilainya kompeten), dituduh sebagai bentuk nepotisme. Provokasi yang dipelopori oleh Abdullah bin Saba’ berhasil menanamkan fitnah di tengah masyarakat. Hal ini berujung pada pengepungan rumahnya selama 40 hari hingga akhirnya beliau dibunuh secara tragis saat sedang membaca Al-Qur’an, dalam usia 82 tahun, pada tahun 35 H.
Utsman bin Affan adalah sosok yang dikenal pendiam, pemalu, dan sangat menjaga lisan. Rasulullah SAW bahkan bersabda, “Tidakkah aku malu terhadap seseorang yang para malaikat pun malu kepadanya?” (HR. Muslim). Ia menjadikan dunia hanya sebagai alat, bukan tujuan hidup. Hatinya terpaut pada akhirat, dan hidupnya diabdikan untuk Islam.
Jejak perjuangan Utsman terus dikenang hingga kini. Ia tidak hanya menjadi pemimpin umat, tetapi juga panutan dalam akhlak, kesederhanaan, dan kedermawanan.