www.ibumengaji.com Ummu Salamah, atau Hindun binti Abi Umayyah al-Makhzumiyah al-Qurasyiyah, merupakan salah satu figur perempuan luar biasa dalam sejarah Islam. Ia adalah istri Rasulullah ﷺ dan termasuk dalam deretan Ummahatul Mukminin, Ibu para Mukmin. Namanya tercatat sebagai simbol kesabaran, kecerdasan, dan keteguhan dalam mempertahankan keimanan, bahkan di tengah ujian yang amat berat.
Latar Belakang Keluarga dan Karakter Pribadi
Lahir dari keluarga bangsawan Quraisy, Ummu Salamah tidak hanya memiliki garis keturunan mulia, tetapi juga mewarisi sifat-sifat luhur dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Abi Umayyah, terkenal dengan julukan Zaad ar-Rakib karena kedermawanannya saat bepergian—ia selalu mencukupi bekal orang lain selain dirinya sendiri. Dari ibunya, ‘Atikah binti Amir dari Bani Farras, Ummu Salamah mendapatkan warisan kehormatan dan kedalaman nilai-nilai luhur.
Selain berasal dari keluarga terhormat, ia juga dikenal karena kecantikannya dan pemikiran yang tajam. Karakter dan akhlaknya menjadikan Ummu Salamah sosok perempuan Quraisy yang istimewa di zamannya.
Ujian dan Keteguhan dalam Perjalanan Hidup
Ummu Salamah awalnya menikah dengan Abu Salamah, sahabat Rasulullah ﷺ yang juga merupakan figur pejuang tangguh dalam Islam. Bersama suaminya, Ummu Salamah mengalami berbagai ujian yang berat. Mereka termasuk dalam kelompok awal yang hijrah ke Habasyah (Ethiopia) demi menjaga keimanan dari tekanan Quraisy. Namun ujian yang paling menyayat hati adalah ketika dalam proses hijrah ke Madinah, Ummu Salamah terpisah dari suami dan anaknya. Selama setahun ia hidup dalam kesedihan, namun tetap bertahan dalam keimanan dan keyakinan kepada Allah.
Akhirnya, dengan tekad yang kuat dan keberanian yang luar biasa, Ummu Salamah berhasil menyusul suaminya ke Madinah. Dalam perjalanan yang penuh risiko itu, ia ditemani oleh Utsman bin Thalhah, seorang Quraisy yang mulia. Kisah hijrah ini mencatatnya sebagai perempuan pertama yang berhijrah ke Madinah bersama anaknya, bertawakal sepenuhnya kepada Allah.
Peran Strategis dalam Kehidupan Rasulullah ﷺ
Setelah kepergian Abu Salamah yang gugur dalam jihad, Ummu Salamah mengalami duka mendalam. Namun, doa Rasulullah ﷺ menguatkannya: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un… dan gantilah aku dengan yang lebih baik darinya.” Meskipun sempat meragukan apakah ada lelaki yang lebih baik dari suaminya, Allah mengabulkan doa itu dengan menghadirkan Rasulullah ﷺ sebagai penggantinya.
Pernikahan Ummu Salamah dengan Rasulullah ﷺ bukan semata bentuk penghormatan, melainkan pengakuan atas kualitas luar biasa yang dimilikinya. Di dalam rumah tangga kenabian, ia menunjukkan kematangan emosional dan kecerdasan intelektual. Salah satu peran pentingnya terlihat dalam Perjanjian Hudaibiyah. Ketika para sahabat kecewa dan enggan menyembelih hewan qurban, Ummu Salamah memberi saran bijak kepada Rasulullah ﷺ untuk menyembelih lebih dahulu tanpa berkata-kata. Tindakan ini secara efektif menggerakkan para sahabat untuk mengikuti, mencerminkan kebijaksanaan dan pengaruhnya dalam situasi krusial.
Keteladanan Setelah Wafatnya Rasulullah ﷺ
Setelah Rasulullah ﷺ wafat, Ummu Salamah tetap aktif menjaga moral umat. Ia tidak hanya berdiam diri di balik gelar Ummahatul Mukminin, tetapi memanfaatkannya sebagai amanah. Ia sering menasihati para penguasa dan menyuarakan kebenaran ketika umat berada dalam krisis.
Dalam bidang ilmu, ia juga tercatat sebagai salah satu perawi hadits terpercaya. Sekitar 378 hadits diriwayatkan darinya, mencakup aspek fiqih, akhlak, dan kehidupan Rasulullah ﷺ, menjadikannya rujukan penting dalam khazanah keilmuan Islam hingga masa kini.
Penutup: Warisan Keteladanan yang Tak Terlupakan
Ummu Salamah wafat pada tahun 59 H dalam usia 84 tahun. Ia adalah istri Nabi ﷺ terakhir yang wafat. Kehidupannya merupakan cermin dari kesabaran dalam musibah, kecerdasan dalam bertindak, dan kesetiaan dalam berjuang bersama suami demi agama. Ia bukan sekadar istri seorang Nabi, tetapi juga pelita bagi umat, penopang moral dan intelektual umat Islam sepanjang zaman.
Kisahnya menjadi pengingat bahwa di balik perjuangan para lelaki agung dalam sejarah Islam, berdiri perempuan-perempuan kuat yang menopang mereka dengan keteguhan hati, ketajaman akal, dan tindakan nyata. Ummu Salamah adalah lambang perempuan mukminah yang sempurna: mulia dalam akhlak, bijak dalam bertindak, dan tangguh dalam iman.