www.ibumengaji.com Sholat merupakan ibadah pokok dalam Islam yang kedudukannya begitu agung, bahkan menjadi tiang agama. Sholat yang sah dan diterima tidak hanya ditentukan oleh niat dan gerakan semata, tetapi juga oleh terpenuhinya rukun-rukun sholat. Rukun sholat adalah bagian-bagian pokok dari sholat yang wajib dilaksanakan. Jika salah satu ditinggalkan, maka sholat menjadi batal, berbeda dengan sunnah sholat yang bila ditinggalkan tidak membatalkan.
Para ulama menyebutkan bahwa rukun sholat mencakup: niat, takbiratul ihram, berdiri bagi yang mampu, membaca Al-Fatihah, rukuk dengan tuma’ninah, i’tidal dengan tuma’ninah, sujud dengan tuma’ninah, duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah, duduk tasyahhud akhir, membaca tasyahhud akhir, membaca shalawat Nabi pada tasyahhud akhir, salam, serta tertib. Dari daftar tersebut, dapat terlihat bahwa tuma’ninah termasuk rukun yang sering dilalaikan.
Sebelum masuk lebih jauh ke tuma’ninah, penting pula dipahami perbedaan mendasar antara syarat dan rukun sholat. Syarat sholat adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebelum sholat dilaksanakan, seperti bersuci dari hadas dan najis, menutup aurat, masuk waktu sholat, serta menghadap kiblat. Tanpa syarat ini, sholat tidak sah meski dikerjakan dengan sempurna. Adapun rukun sholat adalah bagian yang melekat dalam pelaksanaan sholat itu sendiri, seperti rukuk, sujud, membaca Al-Fatihah, dan termasuk tuma’ninah. Jadi, syarat adalah pintu masuk, sedangkan rukun adalah bangunan yang menyusun sholat.
Definisi dan Implementasi Tuma’ninah
Secara bahasa, tuma’ninah berarti ketenangan, diam sejenak, atau merasa tenteram. Dalam konteks sholat, tuma’ninah adalah berhentinya anggota badan sejenak dengan tenang pada setiap rukun sholat sebelum berpindah ke rukun berikutnya. Contohnya, ketika rukuk tidak langsung bangkit terburu-buru, tetapi menunggu hingga benar-benar tenang sejenak sambil membaca tasbih. Begitu juga dalam sujud dan duduk di antara dua sujud.
Mengimplementasikan tuma’ninah dalam sholat sebenarnya bukan hal sulit. Caranya adalah dengan tidak tergesa-gesa dalam setiap gerakan. Setiap kali rukuk, sujud, atau duduk, biasakan menenangkan diri sekurang-kurangnya satu kali bacaan tasbih dengan sempurna. Rasulullah ﷺ pernah menegur seseorang yang sholatnya terburu-buru tanpa tuma’ninah, dan memerintahkannya untuk mengulang sholat karena dianggap belum sholat. Ini menegaskan betapa pentingnya rukun ini.
Manfaat Tuma’ninah dalam Sholat
Tuma’ninah membawa banyak manfaat baik secara spiritual maupun psikologis. Pertama, ia menjaga kesempurnaan sholat sehingga ibadah kita sah dan diterima di sisi Allah. Kedua, tuma’ninah melatih hati untuk lebih khusyuk, sebab ketenangan gerakan memberi ruang bagi jiwa untuk fokus kepada Allah, bukan sekadar melaksanakan ritual. Ketiga, dari sisi kesehatan, tuma’ninah membuat gerakan sholat lebih seimbang, tidak terburu-buru, sehingga tubuh pun merasakan manfaat peregangan otot dengan optimal.
Selain itu, tuma’ninah juga mendidik kita untuk hidup lebih tenang dalam keseharian. Orang yang terbiasa tuma’ninah dalam sholat akan terlatih untuk tidak tergesa-gesa dalam menghadapi masalah hidup, melainkan bersikap tenang, sabar, dan penuh pertimbangan.
Penutup
Dengan demikian, tuma’ninah bukan sekadar jeda singkat dalam sholat, melainkan ruh ketenangan yang menjadi penopang kekhusyukan. Ia termasuk rukun yang harus dijaga, karena tanpa tuma’ninah sholat bisa batal. Perbedaan antara syarat dan rukun pun perlu dipahami agar sholat kita benar-benar sesuai tuntunan. Melalui tuma’ninah, sholat menjadi lebih bermakna: bukan hanya gerakan lahir, tetapi juga latihan spiritual menuju ketenangan jiwa.