www.ibumengaji.com Tawadhu’ atau rendah hati adalah sikap tidak sombong meskipun memiliki kelebihan. Orang yang tawadhu’ senantiasa menghargai orang lain, tidak membanggakan diri, dan selalu terbuka untuk belajar dari siapapun. Namun, tidak semua orang bisa mengembangkan sifat rendah hati ini. Ada beberapa hal yang dapat menghalangi seseorang untuk memiliki tawadhu’.
- Kebanggaan Berlebihan
Orang yang terlalu bangga terhadap kelebihan dirinya, baik dalam hal kekayaan, ilmu, atau kedudukan, sering merasa lebih tinggi dari orang lain sehingga sulit bersikap rendah hati. - Pengaruh Lingkungan
Lingkungan yang mendukung sikap sombong dan materialistik dapat membuat seseorang terpengaruh untuk lebih menonjolkan dirinya daripada merendahkan hati. - Kurangnya Kesadaran Diri
Tanpa introspeksi, seseorang akan sulit menyadari kekurangannya sendiri, sehingga terus merasa superior di hadapan orang lain. - Kebutuhan Pengakuan
Keinginan kuat untuk diakui dan dihormati oleh orang lain dapat memicu seseorang untuk selalu menunjukkan kelebihannya dan mengabaikan sikap tawadhu’. - Kekhawatiran Dianggap Lemah
Beberapa orang salah mengira bahwa rendah hati identik dengan kelemahan, sehingga mereka enggan untuk merendahkan diri agar tetap dianggap kuat dan tangguh. - Kurangnya Pemahaman Agama
Rendahnya pemahaman terhadap ajaran agama tentang pentingnya sikap tawadhu’ bisa menjadi penghalang utama. Seseorang yang kurang menghayati nilai-nilai Islam cenderung mengabaikan pentingnya tawadhu’. - Kesuksesan yang Berlebihan
Sukses tanpa disertai pengendalian diri bisa membuat seseorang merasa sombong. Keberhasilan yang terus-menerus dapat membuat orang lupa bahwa semua itu adalah karunia Allah. - Hawa Nafsu
Nafsu untuk selalu lebih unggul dari orang lain membuat seseorang sulit untuk bersikap tawadhu’. Nafsu ini menuntut penghargaan dan pujian yang akhirnya menjauhkan dari sikap rendah hati.
Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan umat-Nya untuk bersikap rendah hati. Allah SWT berfirman:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.” (QS. Asy-Syu’ara: 215).
Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Alloh itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)
Dengan menjaga tawadhu’, seseorang akan dicintai Allah dan sesama manusia.