www.ibumengaji.com Dalam arus kehidupan yang terus mengalir deras, manusia sering terjebak dalam hiruk-pikuk pencarian materi, ambisi, dan jawaban instan atas segala persoalan. Namun, di balik kerumitan itu, ada sebuah harta karun maknawi yang jarang digali namun amat berharga: hikmah. Bukan sekadar pengetahuan, hikmah adalah cahaya yang menuntun akal untuk memahami kebenaran dengan kejernihan hati, dan membimbing laku agar sesuai dengan nurani dan nilai ilahi. Dalam Al-Qur’an, hikmah menjadi simbol kemuliaan dan kedalaman jiwa, anugerah yang hanya diberikan kepada siapa yang dikehendaki Allah. Sebagaimana jasad membutuhkan istirahat, hati manusia pun memerlukan sentuhan hikmah agar tidak menjadi gersang. Maka, mengenali makna, peran, dan pancaran hikmah bukan sekadar studi intelektual, tapi sebuah perjalanan ruhani yang meneduhkan.
Asal Kata dan Makna “Hikmah” (Secara Leksikal dan Istilah)
a. Secara Bahasa (Etimologi):
Kata hikmah (حكمة) berasal dari akar kata Arab ḥa-ka-ma (ح ك م) yang secara dasar berarti:
-
Mengendalikan,
-
Memutuskan dengan adil,
-
Meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Kata ini juga berhubungan dengan ḥakam (hakim), yaitu orang yang menetapkan hukum, dan ḥukm, yang berarti hukum atau keputusan.
b. Secara Istilah (Terminologi):
Dalam istilah Islam, hikmah sering diartikan sebagai:
-
Kebijaksanaan, yakni kemampuan untuk bertindak atau berkata dengan tepat dan benar.
-
Pengetahuan yang mendalam dan bermanfaat, yang membimbing seseorang kepada kebenaran dan kebaikan.
-
Sebagian ulama seperti Ibn Qayyim dan al-Raghib al-Asfahani menyatakan bahwa hikmah adalah “meletakkan sesuatu pada tempatnya secara tepat,” atau “ilmu yang disertai amal.”
Kata “Hikmah” dalam Al-Qur’an
a. Jumlah Kemunculan:
Kata “hikmah” dan turunannya muncul dalam Al-Qur’an sebanyak 20 kali dalam bentuk yang berbeda, seperti al-hikmah, hikmah, atau dalam kalimat majemuk.
b. Beberapa Surah yang Memuat Kata “Hikmah”:
-
Al-Baqarah ayat 129, 151, 231; Ali ‘Imran ayat 48, 164; An-Nisa ayat 113; Al-Ma’idah ayat 110; Luqman ayat 12; Al-Jumu’ah ayat 2; An-Nahl ayat 125 dan lainnya
Makna Kontekstual dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an
Dalam berbagai ayat, “hikmah” dipakai dalam konteks yang berbeda-beda. Berikut beberapa kategori makna kontekstualnya:
a. Ilmu dan Pemahaman Mendalam dari Allah
Contoh:
-
Surah Luqman:12
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman: ‘Bersyukurlah kepada Allah.'”
➤ Hikmah di sini berupa ilmu, pemahaman, dan kearifan hidup.
b. Wahyu atau Sunnah Nabi
Contoh:
-
Surah Al-Baqarah:151
“…dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah…”
➤ Menurut banyak mufasir seperti Al-Qurtubi dan Ibnu Katsir, “hikmah” dalam ayat ini dimaknai sebagai as-Sunnah (ajaran Nabi selain Al-Qur’an).
c. Kebijaksanaan dalam Berdakwah
Contoh:
-
Surah An-Nahl:125
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah…”
➤ Hikmah di sini berarti cara yang bijak dan tepat dalam menyampaikan kebenaran.
Contoh yang Bisa Dikategorikan Sebagai Hikmah:
-
Nasehat-nasehat Luqman kepada anaknya (Luqman:13–19)
-
Cara Nabi Muhammad ﷺ menyampaikan dakwah dengan sabar dan bijak
-
Keputusan Nabi Sulaiman yang adil dan penuh pertimbangan
-
Perkataan-perkataan ulama yang menggugah hati dan membimbing kepada kebaikan
Manfaat Hikmah bagi Hati
Hikmah memiliki dampak positif yang mendalam terhadap qalb (hati) manusia, antara lain:
-
Menenangkan hati – karena hikmah membawa pada pemahaman dan penerimaan terhadap takdir dan kehidupan.
-
Meningkatkan ketajaman spiritual – menjadikan hati peka terhadap kebenaran dan kebatilan.
-
Menumbuhkan kesabaran dan keteguhan – karena orang yang bijak tidak mudah terguncang oleh dunia.
-
Membersihkan jiwa dari kesombongan – hikmah menjadikan seseorang rendah hati dan tawadhu.
Ungkapan dari Ali RA:
“Hiburkanlah hatimu. Siramilah ia dengan percikan hikmah, karena sebagaimana tubuh letih, hati pun demikian.”
Maknanya:
Ali RA menunjukkan bahwa hati (qalb) juga memerlukan hiburan dan penyegaran. Sama seperti jasad yang lelah butuh istirahat, hati juga bisa lelah karena:
-
Terlalu banyak berpikir duniawi
-
Terlalu keras dalam menanggung beban hidup atau ilmu
-
Jenuh dari rutinitas tanpa makna
Percikan hikmah yang dimaksud bisa berupa:
-
Renungan ayat-ayat Al-Qur’an
-
Nasehat ulama
-
Refleksi kehidupan yang membawa pada pemahaman hakikat
-
Bacaan yang menyejukkan iman dan menumbuhkan kesadaran diri