www.ibumengaji.com Shalat ghaib adalah shalat jenazah yang dilaksanakan tanpa kehadiran jenazah. Contoh shalat ghaib yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah ketika beliau menyalatkan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia). Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, disebutkan:
“Sesungguhnya Nabi SAW mengumumkan kematian Najasyi pada hari kematiannya, kemudian beliau keluar ke tempat shalat, lalu beliau mengerjakan shalat untuknya dengan empat takbir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah SAW pernah melaksanakan shalat ghaib untuk seorang muslim yang wafat di tempat yang jauh.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Ghaib
- Niat: Berniat di dalam hati untuk melaksanakan shalat ghaib karena Allah SWT.
- Berdiri : berdiri bagi yang mampu, dan bila tak mampu, boleh shalat dengan cara yang dimampuinya.
- Takbiratul Ihram: Mengucapkan takbir pertama sambil mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan bahu atau telinga, lalu meletakkan tangan di dada.
- Membaca Al-Fatihah: Setelah takbir pertama, membaca surah Al-Fatihah secara lengkap.
- Takbir Kedua: Mengucapkan takbir kedua.
- Membaca Shalawat: Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, Minimal dengan membaca, Allahummâ shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammad. Namun yang paling sempurna adalah membaca shalawat Ibrahimiyah yang biasa dibaca saat tasyahud akhir dalam shalat.
- Takbir Ketiga: Mengucapkan takbir ketiga.
- Mendoakan Jenazah: Membaca doa untuk jenazah, seperti doa Rasulullah saw yang diriwayatkan dari ‘Auf bin Malik ra: اللهم اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَبَرَدٍ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ Artinya, “Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah ia, maafkanlah dan berilah ia keafiatan (nasib ukhrawi yang baik), muliakanlah tempatnya, lapangkanlah jalurnya, basuhlah ia dengan air surgawi yang sejuk nan segar, bersihkanlah ia dari noda-noda kesalahan laiknya baju putih yang kembali mengkilap setelah dibersihkan dari kotoran dan noda, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih indah, keluarga dan pasangan yang lebih baik, lindungilah ia dari fitnah kubur dan siksa neraka.”
- Takbir Keempat: Mengucapkan takbir keempat. Namun, setelah takbir dan sebelum salam, disunnahkan membaca doa berikut: “Allâhumma lâ tahrimnâ ajrohû walâ taftinnâ ba’dahû wagfir lana walahû” (Ya Allah, janganlah engkau jadikan kami penghalang pahalanya, dan janganlah biarkan kami dalam ajang fitnah, umpatan atau buah bibir setelah ini semua, dan ampunilah kami dan dia).
- Salam: Mengakhiri shalat dengan mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, seperti dalam shalat wajib.
Shalat ghaib memiliki makna yang sangat mendalam dalam Islam, menunjukkan kasih sayang dan kepedulian umat muslim terhadap sesama muslim yang telah meninggal, meskipun tidak hadir di tempat tersebut. Pelaksanaan shalat ini juga mengajarkan pentingnya doa dan solidaritas dalam komunitas muslim.
Dengan mengetahui tata cara pelaksanaan shalat ghaib yang benar sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan benar. Shalat ghaib adalah salah satu bentuk ibadah yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama muslim, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk menjalankan segala bentuk ibadah dengan ikhlas dan sesuai tuntunan.