Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Merenungi Kesudahan Umat Terdahulu: Peringatan dari Surat Ar-Rum Ayat 42

www.ibumengaji.com Surat Ar-Rum ayat 42 mengandung perintah penting bagi umat manusia untuk berjalan di muka bumi dan merenungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Allah SWT berfirman: “Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang sebelum kamu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang musyrik.’” Ayat ini memberikan peringatan untuk mengambil pelajaran dari umat terdahulu yang melakukan kesyirikan dan bagaimana akibat buruk yang mereka terima karena berpaling dari ajaran Allah.

Kata “fandzuru” (lalu perhatikanlah) memiliki arti untuk melihat dengan penuh perenungan, bukan hanya dengan mata fisik, melainkan juga dengan mata hati. Ini mengisyaratkan pentingnya merenungkan perjalanan hidup umat-umat terdahulu yang telah binasa karena kesalahan mereka. Allah memerintahkan kita untuk tidak hanya berjalan secara fisik, tetapi juga menghayati dan memperhatikan dengan hati kesudahan dari orang-orang yang ingkar. Hal ini penting agar manusia tidak mengulangi kesalahan yang sama dan memahami bahwa ada keadilan ilahi yang berlaku di setiap masa dan tempat.

Alasan mengapa perintah ini penting adalah karena sejarah berfungsi sebagai pelajaran yang nyata. Dengan memperhatikan kebinasaan umat yang musyrik, kita diingatkan untuk tetap berada di jalan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Allah SWT ingin agar manusia merenungkan bagaimana umat-umat terdahulu yang menentang para rasul dihancurkan, seperti kaum ‘Ad yang dibinasakan oleh angin yang dahsyat, kaum Tsamud yang dihancurkan oleh petir, dan Firaun yang ditenggelamkan di laut. Semua ini adalah contoh yang Allah sebutkan dalam Al-Quran sebagai pengingat akan nasib buruk bagi mereka yang sombong dan berpaling dari petunjuk Allah.

Sebagai contoh, dalam Surat Hud ayat 100-101, Allah menyebutkan: “Itu adalah sebagian dari kisah negeri-negeri yang Kami ceritakan kepadamu; di antara negeri-negeri itu ada yang masih tersisa, dan ada yang telah musnah. Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” Kesudahan kaum-kaum terdahulu menjadi pelajaran yang terus hidup bagi kita semua.

Dengan merenungkan peristiwa-peristiwa ini, kita diingatkan akan keadilan Allah yang tidak memihak siapa pun. Siapa pun yang menyekutukan Allah dan menolak kebenaran akan menghadapi akhir yang buruk, sebagaimana yang terjadi pada umat-umat sebelumnya. Melalui ayat ini, umat Islam diajak untuk tidak hanya memperhatikan secara fisik, tetapi juga merenungkan dengan hati yang dalam agar tidak terjerumus dalam kesalahan yang sama.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments