Dalam Islam, ketaatan bukan sekadar menjalankan ibadah wajib seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Ketaatan memiliki makna yang lebih luas, mencakup segala bentuk perbuatan yang diridhai oleh Allah SWT, baik dalam hubungan dengan-Nya maupun dengan sesama manusia. Menyibukkan diri dalam ketaatan berarti menjadikan hidup ini bernilai dengan terus beramal shalih dan menjauhi kemaksiatan.
Salah satu nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada manusia adalah umur. Waktu yang kita miliki merupakan karunia yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Setiap detik yang berlalu tidak akan pernah kembali, sehingga mengisi kehidupan dengan kebaikan adalah pilihan yang bijak. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3)
Ayat ini menegaskan bahwa manusia yang tidak memanfaatkan waktunya dalam kebaikan akan merugi. Oleh karena itu, kita harus mengisi hidup dengan ibadah, menuntut ilmu, bekerja dengan ikhlas, dan membantu sesama.
Rasulullah SAW juga memberikan peringatan tentang pentingnya menghargai usia. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sangat sedikit di antara mereka yang melebihi itu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadis ini menunjukkan bahwa rata-rata usia manusia tidaklah panjang. Maka, kita harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput. Caranya adalah dengan memperbanyak ibadah, memperbaiki akhlak, dan meninggalkan perbuatan sia-sia.
Agar hidup lebih bermakna, kita bisa menerapkan kebiasaan baik seperti bangun pagi untuk shalat tahajud, membaca Al-Qur’an setiap hari, berdakwah dengan akhlak yang baik, serta selalu bekerja dengan profesional sebagai bentuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Dengan demikian, usia yang kita jalani menjadi penuh berkah dan bernilai di sisi Allah SWT.
Menyibukkan diri dalam ketaatan adalah bentuk syukur atas nikmat umur yang diberikan. Dengan memanfaatkan waktu untuk berbuat baik dan beribadah, kita tidak hanya mendapatkan ketenangan hati di dunia, tetapi juga kebahagiaan di akhirat kelak.