www.ibumengaji.com Setiap insan di dunia ini tidak terlepas dari keniscayaan bahwa suatu saat akan merasakan momen yang tidak terhindarkan: kematian. Sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah SWT, “كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ” (Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati). Kematian adalah suatu realitas yang tak terbantahkan, suatu pemisahan yang tak terelakkan antara roh dan jasad, menjadikan tidak ada satu pun makhluk hidup yang dapat menghindarinya.
Namun, hidup ini juga diwarnai dengan beragam ujian, baik itu dalam bentuk keburukan maupun kebaikan. Allah SWT berfirman, “وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً” (Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan). Dalam konteks ini, Ibnu ‘Abbas menjelaskan bahwa ujian tersebut mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari kesengsaraan hingga kesejahteraan, dari sakit hingga sehat, dari kemiskinan hingga kekayaan, dari halal hingga haram, dari ketaatan hingga kemaksiatan, serta dari hidayah hingga kesesatan. Tujuannya adalah agar Allah dapat melihat sejauh mana kesabaran dan rasa syukur manusia dalam menghadapi ujian-ujian tersebut.
Bagaimana seharusnya manusia menghadapi ujian-ujian tersebut? Salah satu konsep utama yang harus diimplementasikan adalah sabar dan syukur. Sabar adalah sikap yang diperlukan ketika diuji dengan kesulitan dan cobaan. Ketika mengalami kesulitan, manusia perlu menjaga hati dan pikirannya agar tetap tenang dan tidak terjatuh dalam putus asa. Sabar bukanlah tentang tidak merasakan kesakitan atau kesedihan, tetapi tentang tetap kuat dan tegar dalam menghadapinya. Sebaliknya, syukur adalah sikap yang diperlukan ketika diberi nikmat dan kenikmatan. Ketika diberikan nikmat, manusia perlu menyadari bahwa itu semua berasal dari Allah SWT dan bersyukur atas segala karunia yang diberikan-Nya.
Dalam mengimplementasikan konsep sabar dan syukur, manusia perlu memahami bahwa setiap ujian yang diberikan oleh Allah adalah bentuk kasih sayang-Nya. Dengan sabar dan syukur, manusia dapat melalui ujian-ujian tersebut dengan lapang dada dan hati yang tenang. Sabar dan syukur membawa manusia lebih dekat kepada Allah, memperkuat iman dan keteguhan hati dalam menghadapi segala ujian kehidupan.
Sebagai kesimpulan, hidup ini memang penuh dengan ujian-ujian yang harus dihadapi oleh setiap insan. Namun, dengan mengimplementasikan konsep sabar dan syukur, manusia dapat menjalani ujian-ujian tersebut dengan lebih baik. Sabar membantu dalam menghadapi kesulitan, sedangkan syukur membawa rasa kedekatan dengan Allah dalam menghargai nikmat yang diberikan-Nya. Dengan demikian, manusia dapat menjalani hidup ini dengan penuh keikhlasan dan keyakinan akan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.