www.ibumengaji.com Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan kelahiran Rasulullah yang jatuh pada tanggal 12 Rabi‘ul Awwal menurut kalender hijriah. Peringatan ini tidak hanya dimaksudkan sebagai acara seremonial, tetapi juga sebagai momentum untuk merenungkan perjalanan hidup, akhlak mulia, serta perjuangan beliau dalam menyampaikan risalah Islam. Rasulullah SAW hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan kelahirannya merupakan cahaya yang menerangi bangsa Arab yang kala itu tenggelam dalam kegelapan moral, sosial, dan spiritual.
Kondisi Sosial Masyarakat Arab Sebelum Islam
Masyarakat Arab pra-Islam dikenal dengan sebutan zaman jahiliyah. Jahiliyah bukan hanya berarti kebodohan intelektual, tetapi lebih pada kebobrokan moral dan akhlak. Penyembahan berhala marak, kezaliman merajalela, peperangan antar-suku tidak pernah berhenti, perempuan dipandang hina bahkan dikubur hidup-hidup, serta kesenjangan sosial begitu tajam. Pada saat itulah Allah mengutus seorang Nabi yang membawa risalah tauhid dan keadilan.
Nasab Rasulullah SAW
Rasulullah Muhammad SAW memiliki nasab yang mulia, bersambung kepada Nabi Ibrahim AS melalui jalur Nabi Ismail AS. Nasab beliau adalah:
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka‘b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma‘ad bin Adnan.
Para ulama sepakat bahwa nasab Rasulullah hingga Adnan adalah sahih. Adnan sendiri adalah keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim al-Khalil AS. Dengan demikian, Muhammad SAW adalah penerus risalah tauhid yang pernah dibawa oleh Ibrahim AS.
Masa Kecil Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW lahir dalam keadaan yatim, karena ayah beliau, Abdullah, wafat saat beliau masih dalam kandungan. Setelah lahir, beliau disusui oleh Halimah As-Sa‘diyah dari Bani Sa‘d, sebagaimana tradisi Arab yang mempercayakan bayi mereka kepada keluarga pedalaman agar tumbuh dengan bahasa yang fasih dan tubuh yang kuat.
Di masa kecil bersama Halimah, terjadi beberapa peristiwa luar biasa, di antaranya pembelahan dada oleh malaikat Jibril dan Mikail. Hati Muhammad kecil dibersihkan dari segala noda, diambil segumpal darah yang disebut bagian setan, lalu dicuci dengan air zamzam. Peristiwa ini menjadi tanda penjagaan Allah atas dirinya sejak dini.
Setelah kembali dari asuhan Halimah, ibunya, Aminah, wafat ketika Muhammad berusia enam tahun. Beliau kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, hingga wafat dua tahun kemudian. Setelah itu, asuhan dilanjutkan oleh pamannya, Abu Thalib, yang merawatnya dengan penuh kasih sayang meski dalam kesederhanaan.
Perjalanan ke Syam dan Tanda Kenabian
Saat berusia sekitar 12 tahun, Muhammad kecil diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di perjalanan, seorang rahib bernama Buhaira melihat tanda-tanda kenabian pada dirinya. Rahib itu menyaksikan awan menaungi Muhammad dan melihat tanda kenabian di antara pundaknya. Ia pun memperingatkan Abu Thalib agar menjaga anak itu, karena kelak ia akan menjadi nabi terakhir.
Akhlak dan Sifat Terpuji Rasulullah Sejak Kecil
Sejak kecil, Muhammad dikenal dengan sifat-sifat terpujinya. Ia tidak pernah berbohong, tidak pernah menyembah berhala, dan jauh dari akhlak buruk masyarakat jahiliyah. Beliau dijuluki al-Amîn (yang terpercaya) karena selalu jujur, amanah, dan menjaga perkataan serta perbuatan. Beliau juga memiliki sifat kasih sayang, keberanian, serta rasa keadilan yang tinggi. Semua sifat itu menjadi modal besar ketika beliau kelak diangkat sebagai Rasul.
Penutup
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momentum untuk kembali mengenang perjalanan hidup manusia agung yang diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dari lahir sebagai yatim, diasuh dengan penuh kesederhanaan, hingga menunjukkan akhlak sempurna sejak kecil, Rasulullah menjadi teladan utama bagi umat manusia. Melalui peringatan maulid, kita diajak untuk meneladani akhlak, sifat, serta perjuangan beliau, agar cahaya yang dibawa Muhammad SAW terus menerangi kehidupan kita hingga akhir zaman.