Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Makna Sifat Shiddiq dan Keistimewaannya pada Rasulullah SAW

www.ibumengaji.com Sifat “shiddiq” berasal dari kata “shidq” yang berarti kebenaran atau kejujuran yang sangat tinggi. Dalam konteks sifat Rasulullah SAW, shiddiq mengacu pada kejujuran dan integritas yang sempurna dalam perkataan, perbuatan, dan niat. Rasulullah SAW dikenal sebagai seorang yang shiddiq karena sepanjang hidupnya, beliau tidak pernah berdusta, selalu menyampaikan kebenaran, dan bersikap jujur dalam setiap aspek kehidupannya.

Banyak peristiwa yang mengukuhkan sifat shiddiq pada diri Rasulullah SAW. Salah satu yang paling terkenal adalah ketika beliau menerima wahyu pertama di Gua Hira. Ketika beliau memberitakan wahyu tersebut kepada masyarakat Mekkah, meskipun sebagian besar orang menolak, mereka tidak pernah menuduh beliau berdusta. Sebab, mereka tahu bahwa Muhammad SAW adalah orang yang paling jujur dan dapat dipercaya.

Al-Quran juga menjelaskan golongan orang-orang yang memiliki sifat shiddiq dalam Surah An-Nisa ayat 69: “Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” Dalam tafsirnya, golongan shiddiqin merupakan orang-orang yang selalu membenarkan dan mempercayai kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sempurna. Di akhirat, mereka akan ditempatkan bersama para nabi dan orang-orang saleh dalam kebahagiaan yang abadi.

Peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi momen penting yang mengukuhkan gelar “As-Shiddiq” pada Abu Bakar RA. Ketika Rasulullah SAW menceritakan perjalanannya yang menakjubkan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan naik ke langit dalam waktu semalam, banyak orang yang meragukan dan mengejeknya. Namun, Abu Bakar RA dengan penuh keyakinan langsung membenarkan cerita tersebut tanpa sedikitpun ragu. Kepercayaan dan keyakinannya yang kokoh terhadap kebenaran Rasulullah SAW inilah yang membuatnya mendapatkan gelar “As-Shiddiq,” yang berarti “yang sangat membenarkan.”

Dengan sifat shiddiq, Rasulullah SAW dan Abu Bakar RA menjadi teladan utama dalam kejujuran dan integritas, yang harus dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments