www.ibumengaji.com Dalam kehidupan sehari-hari, istilah shodaqah sering kali terdengar di telinga kita, terutama saat membicarakan kebaikan, sedekah, atau amal. Namun, tidak sedikit di antara kita yang masih mencampuradukkan makna shodaqah, zakat, dan infaq. Padahal, meski ketiganya berkaitan dengan memberi, masing-masing memiliki cakupan dan aturan yang berbeda. Artikel ini akan membahas secara runtut dan ringan mengenai makna shodaqah, baik secara bahasa, istilah, maupun bagaimana ia disebut dalam Al-Qur’an dan Hadits, serta perbandingannya dengan zakat dan infaq.
Makna Shodaqah Secara Bahasa dan Istilah
Secara bahasa (etimologis), kata shodaqah berasal dari akar kata ṣadaqa (صدق) yang berarti jujur atau benar. Ini menandakan bahwa orang yang bershodaqah sedang menunjukkan kejujuran dan kebenaran imannya kepada Allah SWT. Memberi dalam Islam bukan sekadar tindakan sosial, tapi bukti nyata dari iman yang hidup di dalam dada.
Secara istilah (terminologis), shodaqah berarti segala bentuk pemberian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, tanpa batasan jumlah dan waktu tertentu. Shodaqah tidak terbatas pada harta saja, tapi juga bisa berupa tenaga, senyuman, nasihat, bahkan sekadar menyingkirkan batu di jalan.
Shodaqah dalam Al-Qur’an dan Hadits
Dalam Al-Qur’an, kata shodaqah disebutkan dalam berbagai konteks. Salah satu ayat yang sangat tegas berbicara tentang pentingnya shodaqah adalah:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan doakanlah mereka…”
(QS. At-Taubah: 103)
Meskipun ayat ini berbicara tentang zakat, namun kata ṣadaqah yang digunakan, menunjukkan bahwa dalam konteks tertentu, shodaqah bisa berarti zakat wajib.
Dalam konteks lain, shodaqah juga bermakna umum, sebagaimana dalam ayat:
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu…”
(QS. Al-Baqarah: 271)
Sementara dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. Menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran juga sedekah. Menunjukkan jalan kepada seseorang yang tersesat juga sedekah.”
(HR. Tirmidzi)
Ini memperjelas bahwa sedekah bukan hanya tentang harta, tapi juga perilaku sosial yang mencerminkan kasih sayang dan kepedulian.
Perbedaan Antara Shodaqah, Zakat, dan Infaq
Ketiga istilah ini sering digunakan bergantian, namun sesungguhnya ada perbedaan mendasar di antaranya:
Aspek | Shodaqah | Zakat | Infaq |
---|---|---|---|
Sifat | Umum (sunnah) | Wajib (rukun Islam ke-4) | Umum (sunnah, kecuali nazar) |
Jenis | Harta, tenaga, ucapan, dll | Harta tertentu dengan syarat tertentu | Harta (tanpa syarat jenis tertentu) |
Waktu | Bebas kapan saja | Tertentu (misal: setelah haul 1 tahun) | Bebas kapan saja |
Penerima | Siapa saja, termasuk hewan & alam | 8 golongan mustahik (QS. At-Taubah: 60) | Siapa saja |
Niat | Ibadah dan kerelaan hati | Ibadah dan kewajiban syariat | Ibadah, bisa spontan |
Mengapa Shodaqah Itu Istimewa?
Shodaqah adalah bentuk ibadah yang tanpa batas, bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, dan dalam bentuk apa saja. Ia menjadi lambang keikhlasan seseorang, karena tak ada ketentuan atau paksaan yang menyertainya.
Rasulullah SAW bahkan menyebutkan dalam banyak hadits bahwa sedekah bisa menjadi penolak bala, penyembuh penyakit, dan penyebab turunnya rezeki.
“Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.”
(HR. Baihaqi)
Penutup: Saatnya Membuka Hati untuk Memberi
Di tengah dunia yang kian materialistis, shodaqah mengajarkan kita bahwa memberi bukanlah kehilangan, tetapi justru bentuk tertinggi dari kepemilikan spiritual. Baik berupa harta, waktu, atau bahkan sekadar doa, semua bisa menjadi shodaqah yang berpahala.
Mari jadikan shodaqah sebagai kebiasaan, bukan hanya saat lapang tapi juga dalam sempit. Karena pada hakikatnya, dengan memberi kita sedang mengundang rahmat dan keberkahan dari-Nya.