Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Makna Lima Permohonan Perlindungan dalam Tasyahud Akhir

www.ibumengaji.com Dalam rangkaian ibadah shalat, tasyahud akhir merupakan momen penting ketika seorang hamba menyampaikan salam penutup sekaligus doa-doa inti yang diwariskan Rasulullah ﷺ. Di antara doa yang sangat ditekankan untuk dibaca adalah permohonan perlindungan dari lima perkara besar: azab Jahanam, azab kubur, fitnah kehidupan, fitnah setelah kematian, dan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Doa ini tidak sekadar ucapan, melainkan bentuk kesadaran mendalam seorang Muslim tentang realitas dunia, kematian, serta kehidupan akhirat.

Doa tersebut berbunyi:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahanam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” Doa yang diriwayatkan dalam hadis-hadis sahih ini mengajarkan bahwa hidup manusia tidak hanya menghadapi rintangan duniawi, tetapi juga ancaman ukhrawi yang jauh lebih dahsyat.

Untuk memahami kedalaman doa ini, penting untuk membedakan dua istilah yang menjadi inti permohonan: azab dan fitnah. Secara bahasa, azab berarti hukuman atau siksaan yang diberikan sebagai balasan atas perilaku buruk. Azab selalu terkait dengan rasa sakit, penderitaan, dan konsekuensi dosa. Sebaliknya, fitnah secara bahasa bermakna ujian, cobaan, atau godaan yang dapat menguji kemurnian iman seseorang. Fitnah tidak selalu berupa kesedihan; ia bisa muncul dalam bentuk kenikmatan, kesuksesan, atau peluang yang membuat manusia lupa kepada Tuhannya. Dengan demikian, fitnah adalah proses ujian, sedangkan azab adalah akibat kegagalan menghadapi ujian itu.

Permohonan pertama dalam doa tersebut adalah perlindungan dari azab Jahanam, yaitu siksaan neraka yang digambarkan sebagai tempat dengan panas yang meluluhlantakkan, minuman nanah, dan penderitaan tanpa jeda. Azab ini menjadi peringatan agar manusia tidak terjerumus dalam dosa dan kelalaian. Memohon perlindungan darinya berarti meneguhkan sikap taat dan terus memperbaiki diri agar tidak termasuk orang-orang yang merugi.

Berikutnya adalah permohonan agar diselamatkan dari azab kubur, yakni siksaan yang terjadi di alam barzakh sebelum hari kebangkitan. Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa kubur bisa menjadi taman surga bagi orang beriman atau lubang neraka bagi yang bermaksiat. Seseorang yang tidak istiqamah dalam tauhid dan amal saleh berisiko menghadapi penyempitan kubur, pukulan malaikat, atau diperlihatkan tempatnya di neraka. Inilah sebabnya mengapa Rasulullah ﷺ memerintahkan umatnya untuk sering memohon perlindungan darinya.

Permohonan ketiga adalah perlindungan dari fitnah kehidupan dunia. Dunia penuh dengan ujian yang datang dalam berbagai rupa: harta, kekuasaan, kesenangan, pergaulan, hingga berbagai pilihan moral yang dapat menggeser prinsip iman. Fitnah ini sering datang secara halus, tanpa disadari mengikis ketakwaan seseorang. Menghadapi fitnah dunia berarti menjaga diri dari kelalaian, kesombongan, dan mengikuti hawa nafsu yang menjerumuskan.

Selanjutnya, seseorang memohon perlindungan dari fitnah setelah kematian. Para ulama menjelaskan bahwa fitnah ini mencakup dua hal: ujian sakaratul maut dan ujian di dalam kubur berupa pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir. Pada saat-saat genting itu, setan berusaha menggoda manusia agar ragu atau bahkan berpaling dari keimanan. Hanya orang yang kokoh keimanannya dan senantiasa mengingat Allah yang dapat melalui ujian tersebut dengan selamat.

Bagian terakhir dari doa ini adalah permohonan perlindungan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal, fitnah terbesar sejak diciptakannya manusia. Dajjal datang dengan membawa kemampuan luar biasa yang menipu banyak manusia: menghidupkan orang mati, memberikan kekayaan, menurunkan hujan, hingga mengendalikan sumber daya. Ia mengaku sebagai Tuhan dan memperdaya manusia dengan keajaibannya. Inilah sebabnya setiap nabi memperingatkan umatnya tentang bahaya ini. Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk menghafal sepuluh ayat awal surat Al-Kahfi dan terus memohon perlindungan dari fitnah Dajjal.

Melalui lima permohonan dalam tasyahud akhir ini, seorang Muslim diajarkan untuk melihat kehidupan secara menyeluruh. Doa tersebut mencakup seluruh fase eksistensi manusia: kehidupan dunia, sakaratul maut, kehidupan barzakh, akhirat, hingga ancaman fitnah akhir zaman. Dengan membacanya setiap hari, seorang Muslim diingatkan bahwa perjalanan hidup ini penuh ujian dan memerlukan perlindungan serta bimbingan Allah setiap saat.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments