www.ibumengaji.com Surat Al-Maidah ayat 6 adalah salah satu ayat yang mengandung perintah penting terkait tata cara bersuci sebelum melaksanakan salat. Ayat ini dimulai dengan seruan kepada orang-orang yang beriman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Tetapi jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah wajahmu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah: 6)
Ayat ini memberikan pedoman kepada umat Islam tentang pentingnya bersuci (thaharah) sebelum melaksanakan ibadah salat. Beberapa hal yang disebutkan di dalamnya adalah wudhu, mandi junub, dan tayamum sebagai alternatif saat tidak ada air atau keadaan sakit.
Penjelasan dari Syaikh As-Sa’di
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dalam tafsirnya membuat lima puluh kesimpulan dari ayat ini yang mencakup beberapa prinsip penting dalam bersuci dan ibadah. Berikut adalah beberapa poin utama yang diringkas:
- Keimanan dan Ketaatan
Ayat ini dimulai dengan seruan kepada orang-orang yang beriman, menandakan bahwa mengamalkan wudhu dan tata cara bersuci lainnya adalah bagian dari konsekuensi iman. - Perintah Shalat dan Niat
Allah memerintahkan untuk mendirikan salat, dimulai dengan niat yang benar sebelum memulainya. Niat ini diambil dari frasa “Idza qumtum ilash-shalah” (jika kalian hendak mengerjakan salat). - Wudhu dan Syarat Kesucian
Bersuci dari hadats kecil dan besar adalah syarat sah salat. Ayat ini juga menjelaskan urutan dalam wudhu: membasuh wajah, tangan, mengusap kepala, dan membasuh kaki. - Tayammum sebagai Keringanan
Ketika seseorang tidak menemukan air atau sedang dalam kondisi yang membahayakan jika menggunakan air (misalnya sakit), maka diperintahkan untuk melakukan tayammum. Ini menunjukkan bahwa syariat Islam memudahkan umat dalam beribadah. - Kesempurnaan dalam Bersuci
Semua bagian tubuh yang disebutkan dalam ayat harus dibasuh dengan sempurna. Misalnya, membasuh wajah mencakup seluruh wajah hingga rambut tipis di kulit, dan membasuh tangan harus sampai ke siku. - Perintah Tertib dalam Wudhu
Allah menyebutkan tertib (urutan) dalam wudhu, dimulai dari wajah, tangan, kepala, hingga kaki. Hal ini menunjukkan pentingnya melakukan wudhu dengan urutan yang benar. - Mandi Junub
Allah memerintahkan mandi junub ketika seseorang dalam keadaan tidak suci besar, yang harus merata ke seluruh tubuh. - Bantahan Terhadap Kaum Rafidhah
Dalam ayat ini, kata “arjulakum” menunjukkan bahwa kaki harus dibasuh, bukan diusap, kecuali jika seseorang memakai khuff (sepatu kulit). - Tidak Ada Kesulitan dalam Syariat
Allah menegaskan bahwa syariat-Nya tidak dimaksudkan untuk menyulitkan, melainkan untuk membersihkan dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi hamba-hamba-Nya. - Hikmah dan Rahasia di Balik Syariat
Seorang hamba sepatutnya merenungkan hikmah di balik syariat, baik dalam bersuci maupun dalam ibadah lainnya, untuk menambah pengetahuan, rasa syukur, dan kecintaan kepada Allah.
Dengan memahami ayat ini dan penjelasan Syaikh As-Sa’di, kita bisa melihat betapa besarnya perhatian Islam terhadap kebersihan dan kesucian dalam setiap aspek ibadah, terutama dalam salat. Syariat yang diberikan Allah tidaklah memberatkan, namun penuh rahmat dan kemudahan, agar hamba-Nya senantiasa bisa menjalankan ibadah dengan baik tanpa ada kesulitan.
Referensi:
https://tafsirweb.com/1890-surat-al-maidah-ayat-6.html