www.ibumengaji.com Pada zaman Nabi Musa AS, ada seorang nenek yang datang kepada beliau dengan permintaan penuh harapan. Nenek itu telah lama menikah tetapi belum dikaruniai anak. Dalam kesedihan, ia mengutarakan kekhawatirannya kepada Nabi Musa AS, “Aku takut jika meninggal nanti tidak ada yang akan mendoakanku, dan kalau aku tua nanti, siapa yang akan merawatku?” Dengan harapan agar doanya diijabah, nenek ini memohon kepada Nabi Musa AS agar beliau bersedia mendoakannya kepada Allah SWT.
Nabi Musa AS pun menyampaikan permohonannya kepada Allah SWT. Namun, Allah menjawab bahwa takdir nenek itu adalah tidak memiliki anak. Walau demikian, nenek tersebut tidak putus asa. Dia datang kembali kepada Nabi Musa AS, bahkan hingga lebih dari tiga kali. Setiap kali datang, ia memohon dengan permintaan yang sama, dan setiap kali pula Nabi Musa AS menyampaikan bahwa takdir Allah tidak memberinya seorang anak.
Beberapa waktu berlalu, hingga suatu hari, nenek tersebut datang lagi kepada Nabi Musa AS, namun kali ini membawa seorang bayi dalam dekapannya. Nabi Musa pun bertanya dengan keheranan, “Siapa bayi ini?” Nenek itu menjawab, “Ini adalah anakku.” Penasaran, Nabi Musa AS kembali bertanya kepada Allah SWT, “Wahai Allah, bukankah Engkau telah menetapkan bahwa nenek ini takkan memiliki anak?” Allah SWT pun menjawab, “Wahai Musa, nenek ini selalu berdoa kepada-Ku setiap hari dengan penuh keikhlasan dan keyakinan: ‘Ya Rahim, Irhamni (wahai Yang Maha Pengasih, kasihanilah aku).’ Rahmat-Ku mendahului takdir, sehingga dengan doa itu Aku ubah takdirnya.”
Kisah ini mengajarkan kepada kita betapa besar kekuatan doa yang dipanjatkan dengan hati yang penuh keyakinan dan husnudzan kepada Allah SWT. Adab dalam berdoa adalah selalu berharap dengan ikhlas dan tidak berputus asa dari rahmat Allah. Takdir bisa diubah melalui rahmat-Nya yang tak terbatas. Selain itu, kita diajarkan untuk percaya kepada sifat Pengasih-Nya. Allah senantiasa mendengar doa hamba-Nya yang berdoa dengan hati yang yakin, ikhlas, dan tidak pernah putus asa.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa meskipun ada ketetapan dari Allah, kasih sayang-Nya begitu luas dan rahmat-Nya selalu mendahului takdir. Berdoalah dengan penuh harap dan yakin, karena Allah adalah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Disarikan dari kajian UHA)