Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Ibnu Hajar al-Haitami: Ulama Besar yang Mengajarkan Kerendahan Hati

www.ibumengaji.com Dalam dunia Islam, nama Ibnu Hajar al-Haitami termasuk dalam deretan ulama besar yang karya dan keteladanannya terus hidup hingga hari ini. Salah satu ungkapan beliau yang begitu dalam dan relevan sepanjang zaman adalah:

“Jangan meremehkan orang lain, mungkin di hadapan Allah dia lebih baik, lebih utama, dan lebih dekat kepada-Nya daripada dirimu.”

Ungkapan ini bukan hanya nasihat biasa, melainkan refleksi dari ilmu, pengalaman, dan kedalaman spiritual seorang ulama yang memahami makna hakiki dari penghambaan kepada Allah. Untuk memahami kedalaman pesan ini, mari kita mengenal lebih jauh sosok sang ulama.

Biografi Singkat Ibnu Hajar al-Haitami

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Hajar al-Haitami, dan ia lahir pada tahun 909 H (1504 M) di Makkah, dan wafat pada tahun 974 H (1567 M). Ia dikenal dengan sebutan al-Haytami karena berasal dari wilayah Haitam, sebuah daerah dekat Mesir.

Beliau adalah seorang faqih (ahli fikih) besar dalam mazhab Syafi‘i, dan merupakan salah satu ulama yang paling berpengaruh dalam tradisi keilmuan Islam, terutama dalam bidang fikih, usul fikih, dan akhlak.

Guru-Guru Beliau

Ibnu Hajar al-Haitami belajar dari banyak ulama besar di zamannya. Di antara guru-gurunya yang paling terkenal adalah:

  • Syaikh Zakariyya al-Ansari – seorang Qadhi al-Qudhat Mesir dan tokoh terkemuka dalam mazhab Syafi‘i.

  • Syaikh Ahmad bin Qasim al-‘Abadi

  • Syaikh Syihabuddin ar-Ramli – saingan sekaligus sahabatnya dalam keilmuan, yang kemudian dikenal juga sebagai ulama rujukan dalam mazhab Syafi‘i.

Kecintaan beliau terhadap ilmu membuatnya dikenal sebagai pribadi yang sangat produktif dan berdedikasi dalam menuntut ilmu serta mengajarkannya.

Karya-Karya Ibnu Hajar al-Haitami

Ibnu Hajar al-Haitami menulis banyak karya penting yang hingga kini masih dijadikan rujukan utama, terutama dalam mazhab Syafi‘i. Di antara karya-karyanya yang paling masyhur:

  1. Tuhfat al-Muhtaj fi Syarh al-Minhaj – kitab fikih monumental yang menjadi rujukan utama dalam mazhab Syafi‘i.

  2. Al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra – kumpulan fatwa-fatwa fikih.

  3. Az-Zawajir ‘an Iqtiraf al-Kabair – kitab tentang dosa-dosa besar dalam Islam dan bahaya spiritualnya.

  4. Sharh al-Mishkat – penjelasan atas kitab hadis Mishkat al-Masabih.

  5. Al-Fath al-Jawad – syarah atas Irsyad al-Talibin.

Kitab-kitabnya dikenal karena kedalaman analisis, kekuatan argumentasi, serta gaya penulisan yang sistematis dan jelas.

Hikmah dari Perkataan Ibnu Hajar al-Haitami

Perkataan beliau tentang tidak meremehkan orang lain sarat makna:

  1. Pelajaran tentang ketawadhuan (kerendahan hati): Dalam dunia yang kerap menilai orang dari lahiriah, Ibnu Hajar mengingatkan bahwa kemuliaan sejati di sisi Allah tidak bisa dilihat dengan mata manusia. Mungkin seseorang tampak biasa saja, namun ia memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah.

  2. Menghindari kesombongan spiritual: Para pencari ilmu atau ahli ibadah mudah tergelincir dalam sikap merasa lebih baik dari orang lain. Ungkapan ini menjadi tamparan halus bahwa nilai seseorang di sisi Allah tidak bisa ditentukan oleh ibadah zahir semata.

  3. Menjaga adab dalam berinteraksi: Ungkapan ini juga mengajarkan bahwa setiap orang layak dihormati, tanpa melihat status sosial, ilmu, atau penampilan mereka.

  4. Menumbuhkan sikap introspektif: Alih-alih menilai orang lain, kita diarahkan untuk lebih banyak menilai diri sendiri, memperbaiki niat dan amal kita secara tulus.

Penutup: Warisan yang Tetap Relevan

Ibnu Hajar al-Haitami bukan hanya meninggalkan karya ilmiah yang agung, tapi juga warisan akhlak dan keteladanan. Nasihat beliau agar tidak meremehkan orang lain adalah cermin dari jiwa besar seorang ulama yang benar-benar mengenal hakikat kehambaan.

Di tengah dunia modern yang mudah terjebak pada citra dan status, nasihat ini kembali mengingatkan kita untuk merendah, bersikap adil, dan mengingat bahwa kemuliaan hanya ada pada orang-orang yang paling bertakwa.

Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments