Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Hukum Nun Mati dan Tanwin: Keindahan Tajwid dalam Seni Membaca Al-Qur’an

www.ibumengaji.com Dalam seni membaca Al-Qur’an yang indah dan tartil, tajwid memegang peran utama sebagai penjaga kemurnian bacaan. Salah satu aspek penting dalam tajwid adalah hukum bacaan nun mati dan tanwin, yang menjadi dasar pelafalan huruf secara tepat sesuai dengan makhraj dan sifatnya. Memahami hukum-hukum ini tidak hanya meningkatkan kualitas bacaan, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan kita terhadap kalamullah.

Pengertian Nun Mati dan Tanwin

Nun mati, atau disebut juga nun sakinah. Sedang yang dimaksud dengan nun mati adalah nun yang tidak berbaris, ia menggunakan harakat sukun sehingga nun itu tidak dapat dibunyikan kecuali diawali huruf lain. Contoh : عِنْدَ يَنْمُوْا
Sedangkan yang dimaksud dengan tanwin adalah nun mati yang bertempat di akhir isim (kata benda) yang terlihat apabila dibaca washal (sambung dengan kata lain) dan hilang ketika ditulis (diwakafkan).. Tanwin memiliki tiga bentuk:

  • Fathah tanwin (ــًـ)

  • Kasrah tanwin (ــٍـ)

  • Dhammah tanwin (ــٌـ)

Contoh bacaan tanwin:

  • سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ → dibaca: Samī‘un ‘Alīmun

  • سَلَامًا تَامًّا → dibaca: Salāman Tāmmān

Meskipun tampak serupa, nun mati dan tanwin memiliki perbedaan utama. Nun mati terlihat secara lisan dan tulisan, sedangkan tanwin hanya terdengar dalam ucapan, tidak terlihat dalam bentuk tulisan ketika berhenti (waqaf).

Sebagaimana disebutkan dalam kitab Tuhfah al-Atfal karya Syaikh Sulayman al-Jamzuri, pengenalan hukum-hukum bacaan nun sakinah dan tanwin merupakan dasar penting dalam mempelajari tajwid dan memperhalus tilawah.

Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin

Ketika nun mati atau tanwin bertemu huruf hijaiyah, terjadi interaksi bunyi yang menghasilkan empat hukum utama dalam tajwid. Hukum ini ditentukan oleh huruf yang mengikuti nun mati atau tanwin, dengan dampak berbeda terhadap cara membacanya:

1. Izhar (إِظْهَار) – Bacaan Jelas

Izhar berarti “menjelaskan” atau “membaca terang”. Hukum ini terjadi ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf halqi (tenggorokan), yaitu:
ء (hamzah), هـ, ع, ح, غ, خ

Contoh:

  • مِنْهُمْ (minhum)

  • عَلِيمٌ حَكِيمٌ (ʿAlīmun Ḥakīmun)

Bacaan dibaca terang, tanpa dengungan dan tanpa penggabungan.

2. Idgham (إِدْغَام) – Meleburkan Bunyi

Idgham berarti “melebur” atau “memasukkan”. Ini terjadi ketika nun mati atau tanwin bertemu salah satu dari enam huruf: ي, ر, م, ل, و, ن. Idgham terbagi menjadi dua:

  • Idgham bighunnah (dengan dengung): apabila bertemu dengan ي, ن, م, و
    Contoh:

    • مِنْ نُورٍ → dibaca minnūrin

    • سَمِيعٌ مَبِينٌsamīʿummabīn

  • Idgham bilaghunnah (tanpa dengung): apabila bertemu dengan ل dan ر
    Contoh:

    • مِنْ رَبِّهِمْmirrabbihim

    • عَلِيمٌ لَكُمْʿalīmm lakum

3. Ikhfa’ (إِخْفَاء) – Menyembunyikan Bunyi

Ikhfa’ berarti “menyembunyikan”. Terjadi ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf: ت, ث, ج, د, ذ, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ف, ق, ك. Dalam ikhfa’, bunyi nun tidak diucapkan secara jelas maupun dilebur sepenuhnya, tetapi disembunyikan dengan dengung.

Contoh:

  • مِنْ شَرٍّmin sharrin

  • سَمِيعٌ خَبِيرٌsamīʿun khabīrun

Bacaan ini mengandung dengung lembut dan samar.

4. Iqlab (إِقْلَاب) – Mengganti Bunyi

Iqlab berarti “mengganti”. Hukum ini terjadi hanya jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ب (ba). Dalam hal ini, nun mati atau tanwin diganti dengan bunyi mim (م) dan dibaca dengan dengungan.

Contoh:

  • أَنْبِئْهُمْ → dibaca ambihum

  • سَمِيعٌ بَصِيرٌsamīʿum baṣīr

Proses ini sering ditandai dengan adanya tanda mim kecil (مـ) di atas atau dekat huruf ba dalam mushaf.

Hukum Tambahan: Izhar Wajib dan Izhar Kalimi

Selain empat hukum utama di atas, ada dua bentuk izhar tambahan dalam kajian tajwid yang lebih mendalam:

  • Izhar Kalimi: Nun mati atau tanwin bertemu huruf halqi dalam dua kata berbeda, contohnya:
    يَنْهَوْنَ عَنِ → dibaca jelas tanpa idgham.

  • Izhar Wajib: Kasus khusus dalam Al-Qur’an, seperti dalam lafaz:
    مَنْ رَاقٍ (QS. Al-Qiyamah: 27), yang dibaca jelas karena merupakan bagian dari qiraat yang tetap.

Penutup

Mengetahui hukum nun mati dan tanwin bukan hanya sekadar teori, tetapi merupakan bagian dari adab membaca Al-Qur’an yang sesuai dengan aturan tajwid. Dengan memahami dan mengamalkan keempat hukum tersebut – izhar, idgham, ikhfa’, dan iqlab – kita turut menjaga kemurnian bacaan yang diwariskan dari Rasulullah SAW.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Muzzammil ayat 4:
“وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا”
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan dan jelas)”

Semoga pemahaman ini menjadi langkah awal kita dalam memperbaiki bacaan dan mendekatkan diri pada Al-Qur’an, sebagai cahaya penuntun hidup dunia dan akhirat.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments