Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Hidayah Allah SWT itu Dijemput Bukan Ditunggu

www.ibumengaji.com Ada banyak kisah inspiratif tentang orang-orang yang menjemput hidayah Allah SWT. Salah satu kisah yang menarik adalah kisah tentang Umar bin Khattab, salah satu sahabat Rasulullah SAW. Sebelum memeluk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang kuat, pemberani, dan keras. Dia adalah salah satu musuh terbesar Islam pada awal perkembangannya. Kemudian pada suatu hari, Umar keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Rasulullah SAW. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah al ‘Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, “Mau kemana wahai Umar?” Umar bin Khattab menjawab, “Aku ingin membunuhMuhammad.” Lelaki tadi berkata, “Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah kalau kamu membunuh Muhammad?” Maka Umar menjawab, “Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu.”

Tetapi lelaki tadi menimpali, “Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesungguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini.” Kemudian dia bergegas mendatangi saudara perempuannya yang sedang belajar Alqur’an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat.

Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, “Kami tidak sedang membicarakan  apa-apa.” Umar bin Khattab menimpali, “Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian.” Saudaranya menjawab, “Wahai Umar, apa pendapatmujika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?”

Mendengar ungkapan itu Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karenatetap saja saudara perempuannya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya. Ketika melihat wajah saudarinya berdarah, Umar menjadi iba kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Umar bin Khattab berkata, “Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.” Maka adik perempuannya berkata, “Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!” Lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.

Lantunan suara indah yang melantun, mengisi hati Umar dengan kegembiraan yang tak terkira. Ia merasa terpukau oleh keindahan kata-kata yang dibacakan oleh saudara dan iparnya. Umar merasa ada kekuatan yang begitu besar dalam agama ini sehingga bahkan anggota keluarganya sendiri tergugah hatinya.

Dengan hati yang tulus dan terbuka, Umar memutuskan untuk menghadap Rasulullah SAW untuk memeluk Islam. Ia menuju rumah Rasulullah dengan maksud untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjemput hidayah Allah SWT. Rasulullah menyambutnya dengan gembira dan pengikut Islam yang hadir merasa takjub melihat perubahan Umar yang mendalam.

Dalam beberapa tahun setelah memeluk Islam, Umar bin Khattab menjadi salah satu sahabat paling berpengaruh dan penuh keberanian. Ia menjadi Khalifah kedua Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW. Umar dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana, yang mengembangkan peradaban Islam dan menyebarkan kebenaran di seluruh penjuru dunia.

Kisah Umar bin Khattab menginspirasi kita untuk tidak pernah menutup pintu hati kita terhadap hidayah Allah SWT. Kadang-kadang, Allah SWT memberikan petunjuk dan hidayah-Nya melalui cara yang tak terduga, bahkan melalui orang-orang terdekat
kita. Penting bagi kita untuk tetap rendah hati, terbuka, dan siap menerima hidayah-Nya ketika datang. Kisah Umar bin Khattab mengingatkan kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin di hadapan Allah SWT, dan dengan menjemput hidayah-Nya, kita dapat mengubah hidup kita secara positif dan menginspirasi orang lain disekitar kita #mei.AI-Oyee“

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments