www.ibumengaji.com Masjid adalah rumah Allah SWT, tempat seorang muslim mendekatkan diri kepada-Nya melalui shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan berbagai amal ibadah lainnya. Setiap kali seorang hamba masuk ke dalam masjid, disunnahkan untuk mengucapkan doa. Hal ini bukan sekadar ucapan, tetapi sebagai bentuk kesadaran bahwa dirinya tengah memasuki tempat yang mulia. Rasulullah SAW mengajarkan doa masuk masjid sebagai berikut:
اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Allāhumma iftaḥ lī abwāba raḥmatika
Artinya: Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.
Doa yang sederhana ini memiliki makna yang dalam. Seorang muslim memohon agar setiap langkah dan amal yang ia lakukan di dalam masjid benar-benar menjadi jalan untuk mendapatkan rahmat Allah SWT. Rahmat Allah meliputi ketenangan hati, keberkahan umur, kemudahan dalam ibadah, serta ampunan yang mengantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Selain doa, Rasulullah SAW juga mencontohkan berbagai adab yang perlu dijaga ketika berada di dalam masjid. Adab-adab ini bukan hanya aturan lahiriah, tetapi juga sarana agar seorang muslim bisa merasakan kelembutan rahmat Allah di tempat yang suci ini.
Pertama, ketika masuk masjid hendaknya mendahulukan kaki kanan dan mengucapkan doa sebagaimana diajarkan. Setelah itu dianjurkan untuk melaksanakan shalat tahiyyatul masjid dua rakaat sebagai bentuk penghormatan kepada rumah Allah. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah ia duduk sebelum shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Shalat sunnah ini menjadi pembuka bagi ibadah-ibadah berikutnya.
Kedua, menjaga kebersihan dan kesucian. Masjid adalah tempat suci sehingga tidak boleh dibawa sesuatu yang berbau tidak sedap, seperti bawang mentah atau pakaian yang kotor. Rasulullah SAW pernah melarang orang yang memakan bawang putih untuk masuk masjid karena bisa mengganggu jamaah lainnya. Hal ini mengajarkan bahwa menjaga kenyamanan bersama merupakan bagian dari adab mulia di dalam masjid.
Ketiga, memperbanyak dzikir dan doa. Waktu di masjid hendaknya dimanfaatkan untuk beribadah, bukan untuk berbincang-bincang yang tidak bermanfaat. Membaca Al-Qur’an, beristighfar, serta berdoa termasuk amalan yang mengundang turunnya rahmat Allah. Masjid adalah tempat yang paling tepat untuk bermunajat karena suasana kesuciannya membawa kekhusyukan.
Keempat, menjaga ketenangan dan tidak mengganggu jamaah lain. Rasulullah SAW menegaskan bahwa masjid bukan tempat mengangkat suara atau melakukan aktivitas yang melalaikan. Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya menjaga sikapnya agar tidak mengganggu orang yang sedang shalat atau membaca Al-Qur’an.
Kelima, memperhatikan niat. Seorang hamba yang masuk masjid hendaknya meluruskan niatnya semata-mata karena Allah. Apapun aktivitasnya, baik shalat wajib, sunnah, belajar agama, atau berdzikir, semuanya diniatkan untuk ibadah. Dengan demikian, setiap amal kecil sekalipun bernilai besar di sisi Allah.
Dengan menjaga adab-adab ini, doa “Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu” benar-benar mendapatkan wujudnya. Rahmat Allah akan turun kepada mereka yang mengagungkan masjid, menjaga kesucian, serta mengisi waktunya dengan ibadah. Masjid bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan pusat ketenangan, tempat diturunkannya keberkahan, dan jalan menuju ridha Allah SWT.