Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Allah itu Dekat

www.ibumengaji.com Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa sekelompok sahabat Nabi bertanya kepada Rasulullah, “Apakah Rabb kami dekat sehingga kami dapat bermunajat (berbisik lirih) dalam meminta, ataukah jauh sehingga kami harus menyeru-Nya dengan suara keras?” Maka Allah menurunkan ayat, “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepada-Ku.”

Makna munajat adalah berbicara dengan suara lembut dan penuh kekhusyukan, sedangkan menyeru dilakukan dengan suara keras. Dalam ayat ini, Allah mengajarkan bahwa kedekatan-Nya tidak memerlukan perantara atau tata cara yang rumit. Dia Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan setiap permintaan hamba-Nya. Namun, hal yang paling penting bagi seorang hamba adalah menjawab panggilan Rabb-nya dengan keimanan yang kokoh, menaati perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya. Dengan cara ini, kesempurnaan iman dan kebahagiaan sejati di dunia serta akhirat dapat diraih.

Dalam ayat tersebut terdapat beberapa istilah penting. Kata “Ad-Da’iy” mengacu pada seorang hamba yang memohon kepada Rabb-nya. Istilah “Falyastajiibu li” berarti kewajiban untuk menjawab seruan Allah, yaitu dengan menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mendekatkan diri kepada-Nya melalui amal kebaikan. Adapun “Yarsyudun” bermakna mendapatkan petunjuk melalui kesempurnaan ilmu dan amal. Rusyd (petunjuk) adalah pengetahuan tentang hal-hal yang dicintai Allah dan yang mendatangkan murka-Nya, serta melaksanakan apa yang dicintai-Nya dan meninggalkan apa yang dimurkai-Nya. Tanpa ilmu dan amal, seseorang berada dalam kebodohan dan kesesatan.

Dari ayat ini, kita dapat memetik beberapa pelajaran penting. Pertama, Allah dekat dengan hamba-hamba-Nya. Seluruh alam semesta berada dalam genggaman-Nya, dan tidak ada makhluk yang terlepas dari penglihatan, pendengaran, serta kekuasaan-Nya. Kedua, ibadah kepada Allah hendaknya dilakukan dengan suara lirih, kecuali dalam beberapa amalan seperti talbiyah, adzan, dan iqamah. Ketiga, kewajiban setiap hamba adalah menjawab seruan Allah dengan keimanan dan amal shaleh. Terakhir, kebenaran sejati terletak dalam ketaatan kepada Allah, sedangkan kebodohan dan kesesatan bersumber dari kemaksiatan.

Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan keikhlasan, ilmu, dan amal shaleh. Dengan demikian, kita akan meraih petunjuk, kebahagiaan, dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments