Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Abu Ubaidah bin Jarrah Pemilik Gelar Al-qawiyul-Amin

www.ibumengaji.com Abu Ubaidah bin Jarrah, seorang sahabat Rasulullah yang penuh keberanian dan kesetiaan, menjadi salah satu figur yang dijamin surga oleh Nabi Muhammad SAW. Nama Abu Ubaidah bin Jarrah mengilhami rasa kagum dan kebanggaan dalam sejarah Islam, dikenang sebagai panglima yang gagah berani dan pemimpin yang adil.

Abu Ubaidah aktif berpartisipasi dalam berbagai pertempuran bersama Rasulullah, menunjukkan ketangguhan dan keunggulan militer yang luar biasa. Salah satu momen epik adalah kehadirannya dalam Pertempuran Badar, yang menjadi titik balik penting dalam sejarah Islam. Meskipun jumlah pasukan Muslim jauh lebih sedikit dari pasukan musyrik Quraisy, Abu Ubaidah bersama dengan sahabat lainnya, menunjukkan keberanian dan keimanan yang kuat. Keikutsertaannya dalam setiap pertempuran, seperti Uhud dan Khandaq, mencerminkan dedikasi dan ketabahan yang tak tergoyahkan.

Namun, keberanian Abu Ubaidah tidak hanya terbatas pada medan perang. Setelah kewafatan Nabi Muhammad SAW, Abu Ubaidah menjadi salah satu penentu utama dalam pengembangan dan penyebaran Islam di bawah kepemimpinan Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Saat Khalifah Umar menunjuknya sebagai Panglima Perang selama penaklukan Syria, Abu Ubaidah memimpin pasukan dengan kebijaksanaan dan keadilan yang mengesankan.

Sebagai seorang pemimpin, Abu Ubaidah bin Jarrah dikenal dengan sikap tawadhu’ dan keadilan yang tinggi. Ia menetapkan standar tinggi dalam memperlakukan rakyat yang baru ditaklukkan, mencerminkan ajaran Islam tentang keadilan dan kasih sayang. Kepemimpinannya membuktikan bahwa kekuatan militer sejatinya dapat dipadukan dengan moralitas yang tinggi.

Keistimewaan Abu Ubaidah tidak hanya terletak pada keberanian dalam pertempuran, tetapi juga pada kebijaksanaan dan keteladanan sebagai pemimpin. Pengorbanannya untuk agama dan kemurnian hatinya menjadikan Abu Ubaidah bin Jarrah sebagai salah satu sahabat yang patut dijadikan teladan bagi umat Islam. Dengan kehidupan dan kiprahnya yang cemerlang, Abu Ubaidah bin Jarrah tetap hidup dalam kenangan sebagai tokoh besar yang telah menjalani hidupnya dengan penuh keberanian, kesetiaan, dan keadilan, sehingga dirinya dijanjikan surga oleh Rasulullah SAW.

Di kalangan sahabat, melekat pada diri Abu Ubaidah sifat amanah (dapat dipercaya).  Sifat amanah seakan menjadi ciri khasnya. Dimanapun Abu Ubaidah disebut maka amanah juga disebut. Dia dipanggil dengan al-Qawiyul-Amin (orang kuat dan terpercaya).

Hal itu bermula saat Rasulullah saw  mengatakan kepada penduduk Najran bahwa beliau akan mengirim orang kuat dan terpercaya. “Aku akan mengutus bersama kalian seseorang kuat dan terpercaya.” Ternyata, orang yang dimaksud nabi adalah Abu Ubaidah bin Jarrah. Jadilah para sahabat memanggilnya al-Qowiyul-Amin

Cerita itu bermula ketika Aqib dan Sayyid datan kepada Rasulullah saw.. Kedua penduduk Najran itu ingin melaknat beliau. Namun ternyata, salah satu mereka merasa ragu untuk melakukannya. Dia takut kalau-kalau Rasulullah saw. benar-benar nabi.

“Jangan kau lakukan itu! Jika dia benar-benar nabi, kita dan keturunan kita tidak akan beruntung,” ucap salah satu mereka.

Kedua teman itupun mengurungkan niatnya. Mereka beruda tidak jadi melaknat nabi. Merka malah berkata, “Kita akan memberikan apa yang kau minta, tapi utuslah bersama kami seseorang yang terpercaya. Dan jangan kau utus kecuali orang yang terpercaya.”

Mendengar permintaan itu, Rasulullah saw. langsung berkata, “Sungguh aku akan mengutus bersama kalian seorang terpercaya dengan sebenar-benarnya.”

Sahabat yang mendengar perkataan nabi itu langsung penasaran. Kira-kira siapa yang dimaksud nabi. Akhirnya nabi menunjuk seseorang. “Berdirilah wahai Abu Ubaidah bin al-Jarrah,” kata Rasulullah saw..

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments