Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Memahami Mad Shilah dalam Ilmu Tajwid Al-Qur’an

www.ibumengaji.com Membaca Al-Qur’an dengan benar tidak hanya sekadar mengenal huruf dan tajwid secara umum, tetapi juga memahami cabang-cabang tajwid yang lebih spesifik. Salah satunya adalah Mad Shilah. Meskipun tampak sederhana, mad ini memiliki peran penting dalam memperindah bacaan serta menjaga makna dan keharmonisan lafaz dalam Al-Qur’an.

Apa Itu Mad Shilah?

Secara bahasa, mad berarti panjang, dan shilah berarti sambungan. Maka, Mad Shilah dapat diartikan sebagai “panjangan yang terjadi karena sambungan”. Dalam ilmu tajwid, Mad Shilah adalah mad yang terjadi ketika terdapat huruf “ha dhamir” (ـهُ / ـهِ) — yaitu kata ganti untuk pihak ketiga (dia laki-laki) — yang diapit oleh dua huruf bersambung dalam bacaan, dan huruf ha tersebut berharakat dhammah (ُ) atau kasrah (ِ).

Yang membuatnya disebut “shilah” adalah karena ketika ha dhamir dibaca sambung, maka diberikan tambahan suara (huruf mad) berupa wau kecil atau ya kecil tergantung harakatnya.

Pembagian Mad Shilah

Mad Shilah terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

1. Mad Shilah Qashirah (Pendek)

  • Ciri-ciri: Ha dhamir yang dibaca sambung dan tidak diikuti oleh huruf hamzah.

  • Tambahan suara: Dibaca dua harakat (pendek).

  • Contoh bacaan:

    • فِيْهِ دَوَاءٌ (fiihi dawaa’un) – “di dalamnya ada obat”

    • إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (innahu kaana tawwaaban) – “sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat”

2. Mad Shilah Thawilah (Panjang)

  • Ciri-ciri: Ha dhamir dibaca sambung dan diikuti oleh huruf hamzah.

  • Tambahan suara: Dibaca empat sampai lima harakat (panjang).

  • Contoh bacaan:

    • إِنَّهُ أَنزَلَهُ (innahuu anzalahu) – “sesungguhnya Dia menurunkannya”

    • بِهِ أَذًى (bihii adzan) – “padanya ada gangguan”

Bagaimana Cara Membaca Mad Shilah dengan Benar?

Untuk membaca Mad Shilah dengan baik dan benar, ikuti langkah berikut:

  1. Perhatikan posisi ha dhamir — pastikan berada di antara dua huruf yang bersambung (tidak di akhir ayat atau berhenti di situ).

  2. Periksa harakat ha dhamir:

    • Jika berharakat dhammah → tambahkan “uu” (seperti huruf wau).

    • Jika berharakat kasrah → tambahkan “ii” (seperti huruf ya).

  3. Perhatikan huruf setelah ha dhamir:

    • Jika bukan huruf hamzah → baca pendek (mad qashirah).

    • Jika huruf hamzah → baca panjang (mad thawilah).

  4. Jika berhenti (waqaf) di akhir ha dhamir, tidak dibaca mad shilah.

Catatan Penting dalam Penerapan

Tidak semua ha adalah ha dhamir. Maka penting untuk:

  • Memahami makna dan posisi kata dalam ayat.

  • Mengenali kapan ha dhamir tidak dibaca mad, seperti saat waqaf atau jika didahului huruf mati.

  • Mendengarkan bacaan qari yang fasih bisa membantu memperkuat intuisi bacaan.

Kesimpulan

Mad Shilah adalah bagian dari keindahan dan keunikan dalam bacaan Al-Qur’an. Dengan memahami dan mengamalkannya, kita bukan hanya menjaga keaslian bacaan, tetapi juga menambah kekhusyukan dalam membaca kalamullah. Sebagai bagian dari ilmu tajwid, mempelajari mad shilah adalah langkah penting bagi siapa saja yang ingin memperbaiki bacaan Qur’annya secara lebih mendalam.

“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil (perlahan dan benar).”
— (QS. Al-Muzzammil: 4)

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments