Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Kekuatan Lemah Lembut dalam Berdakwah: Pelajaran dari Khalifah Harun al-Rasyid

www.ibumengaji.com Ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut” (QS. Thaha: 44) adalah perintah Allah kepada Nabi Musa dan Nabi Harun ketika mereka diperintahkan untuk berdakwah kepada Fir’aun. Meski Fir’aun adalah orang yang sombong dan mengaku sebagai Tuhan, Allah tetap memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berbicara dengan kelembutan. Dari sini, kita belajar pentingnya sikap lembut dalam berdakwah, bahkan kepada orang yang sangat keras hati.

Yahya bin Mu’adz, seorang ulama, ketika mendengar ayat ini, menangis. Ia menyadari betapa besarnya kasih sayang Allah yang memerintahkan dakwah dengan lemah lembut kepada seorang manusia yang mengaku sebagai Tuhan. Jika demikian kelembutan Allah kepada Fir’aun, bagaimana dengan kita yang mengakui Allah sebagai Tuhan? Ini adalah pengingat betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang beriman.

Khalifah Harun al-Rasyid, salah satu khalifah terkenal dari Dinasti Abbasiyah. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, cerdas, dan terbuka terhadap nasihat, meskipun menduduki posisi tertinggi dalam pemerintahan. Dalam kisah tersebut, Harun al-Rasyid menegur seorang pemuda yang menasihatinya dengan kasar, sambil mengingatkan bahwa bahkan Musa dan Harun diperintahkan oleh Allah untuk berbicara dengan lembut kepada Fir’aun, yang jauh lebih jahat daripada dirinya. Teguran tersebut menunjukkan sikap rendah hati Harun al-Rasyid, sekaligus memberikan pelajaran tentang pentingnya berbicara dengan lembut, terutama saat memberikan nasihat atau berdakwah.

Manfaat Berbicara dengan Lemah Lembut dalam Berdakwah:

  1. Membuka Hati yang Tertutup
    Kata-kata lembut lebih mudah diterima oleh orang lain, bahkan oleh orang yang keras hatinya. Sikap lembut dapat membuka hati yang tertutup terhadap kebenaran.
  2. Mencegah Penolakan yang Keras
    Pendekatan yang kasar bisa membuat seseorang menolak bahkan sebelum mendengar apa yang disampaikan. Sebaliknya, kelembutan bisa membuat orang lebih mau mendengarkan.
  3. Menumbuhkan Rasa Hormat
    Sikap lembut dan sopan menunjukkan akhlak mulia, yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa hormat dari orang yang didakwahi.
  4. Menciptakan Dialog yang Konstruktif
    Dengan berbicara lembut, dialog yang terjadi akan lebih produktif dan penuh dengan pertukaran ide yang bermanfaat, daripada perdebatan yang keras.
  5. Menjadi Teladan yang Baik
    Sebagai seorang pendakwah, menunjukkan sikap lembut adalah bentuk teladan bagi orang lain. Ini adalah cara untuk mengajak orang lain mengikuti kebaikan dengan cara yang baik pula.

Dengan demikian, berbicara lembut dalam menyampaikan dakwah bukan hanya soal akhlak, tapi juga cara yang efektif untuk menyentuh hati manusia dan mengajak mereka menuju kebaikan.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments