www.ibumengaji.com Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita yang dihormati dan diingat atas jasanya, memainkan peran penting dalam sejarah Islam. Dilahirkan dalam keluarga terhormat Quraisy sekitar 15 tahun sebelum tahun Gajah, Khadijah tumbuh menjadi wanita cerdas dan agung. Meskipun dinikahi dua kali sebelumnya, Khadijah lebih memilih fokus pada mendidik anak-anaknya dan mengelola perniagaannya yang sukses.
Ketika mencari seseorang untuk menjual dagangannya, Khadijah mendengar tentang Muhammad, yang terkenal karena kejujurannya. Dia meminta bantuan Muhammad, yang kemudian berhasil menjual dagangannya dengan laba besar. Ketika Khadijah menyaksikan integritas dan karakter Muhammad, perasaannya mulai berubah. Meskipun dia berusia 40 tahun, Khadijah takut untuk menikah lagi.
Seorang teman, Nafisah, mampu membantu Khadijah melalui masa-masa kebingungan ini. Dia menegaskan martabat Khadijah dan meyakinkannya bahwa dia layak mendapatkan cinta sejati. Bersemangat, Khadijah mengizinkan Nafisah untuk mengajukan tawaran pernikahan kepada Muhammad.
Muhammad, tanpa ragu, menerima tawaran itu. Setelah mengungkapkan keinginannya kepada paman-paman Khadijah, Abu Tholib dan Hamzah, Muhammad melamar Khadijah dan maharnya disepakati. Pernikahan mereka dihadiri oleh banyak orang, termasuk Halimah as-Sa’diyah, yang dahulu menyusui Muhammad.
Khadijah membuka pintu bagi keluarga dan teman-teman, menunjukkan sikap murah hatinya dengan memberikan hadiah perkawinan kepada mereka yang membutuhkan. Dalam pernikahan ini, Khadijah tidak hanya menjadi istri yang setia, tetapi juga mendukung misi suaminya.
Allah memberkati rumah tangga mereka dengan kebahagiaan dan limpahan nikmat. Mereka dikaruniai enam anak: Al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqqayah, Ummi Kalsum, dan Fatimah.
Khadijah, dengan kesetiaan dan cintanya kepada suaminya, menjadi teladan bagi banyak wanita. Kehidupannya yang penuh pengabdian dan kebaikan menginspirasi banyak orang, dan cerita tentang jasanya tetap hidup dalam sejarah Islam sebagai contoh yang membangkitkan semangat.