www.ibumengaji.com Doa secara bahasa berasal dari kata dalam bahasa Arab “الدُّعَاءُ” (ad-du‘ā) yang berarti permintaan, seruan, atau panggilan. Secara istilah, doa adalah bentuk penghambaan kepada Allah SWT dengan cara memohon kebaikan dan menghindari keburukan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Doa juga merupakan wujud dari keyakinan dan ketergantungan seorang hamba kepada Tuhannya, sebagai bentuk pengakuan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak untuk mengabulkan segala permohonan.
Dalam kehidupan seorang Muslim, doa memiliki arti yang sangat penting. Pertama, doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Kedua, doa menjadi sarana untuk memohon pertolongan dalam menghadapi berbagai ujian dan kesulitan hidup. Ketiga, doa merupakan manifestasi dari ketawakalan, yakni menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan keyakinan bahwa Dia adalah Maha Pengatur yang paling mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Oleh karena itu, berdoa bukan hanya sekadar meminta sesuatu, tetapi juga menunjukkan sikap rendah hati dan ketundukan seorang hamba di hadapan Rabb-nya.
Syarat Terkabulnya Doa
Agar doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Pertama, doa harus dilakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya. Kedua, doa harus disertai dengan usaha dan tidak hanya sekadar berharap tanpa melakukan tindakan nyata. Ketiga, doa hendaknya dilakukan dengan adab yang baik, seperti mengawali dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Keempat, menghindari hal-hal yang dapat menghalangi terkabulnya doa, seperti makanan haram, perbuatan maksiat, atau berdoa untuk keburukan orang lain.
Makna Hadis tentang Tiga Golongan yang Doanya Tidak Ditolak
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, Sunan Ibnu Majah, dan Sunan At-Tirmidzi, Rasulullah SAW menyebutkan tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak oleh Allah SWT, yaitu:
- Pemimpin yang adilSeorang pemimpin memiliki tanggung jawab besar dalam mengatur dan menyejahterakan rakyatnya. Keadilan dalam kepemimpinan menjadi syarat utama agar doa seorang pemimpin diijabah oleh Allah. Para ulama menjelaskan bahwa pemimpin yang adil adalah mereka yang menjalankan kepemimpinan berdasarkan hukum-hukum Allah, tidak memihak secara zalim, serta mengutamakan kemaslahatan umat. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)Pemimpin yang adil akan dicintai oleh rakyatnya, dan keberkahan akan turun kepada negeri yang dipimpinnya. Oleh karena itu, Allah mengabulkan doa-doanya sebagai bentuk penghargaan atas keadilannya.
- Orang yang berpuasa hingga berbukaPuasa adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:“Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)Doa orang yang berpuasa, khususnya menjelang berbuka, memiliki keistimewaan tersendiri. Hal ini karena orang yang berpuasa berada dalam keadaan penuh keikhlasan dan penghambaan kepada Allah. Mereka menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa demi menaati perintah Allah. Dengan kondisi hati yang bersih dan penuh kesabaran, doa yang dipanjatkan saat berbuka lebih mudah diijabah oleh Allah SWT.
- Doa orang yang terzalimiSalah satu doa yang paling mustajab adalah doa orang yang terzalimi. Dalam hadis di atas, disebutkan bahwa doa orang yang dizalimi akan diangkat oleh Allah di atas awan, dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan Allah berfirman bahwa Dia pasti akan menolongnya, meskipun setelah beberapa waktu. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak kezaliman dan bagaimana Allah SWT membela hamba-Nya yang teraniaya.Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menjelaskan bahwa doa orang yang terzalimi dikabulkan karena mereka berada dalam keadaan penuh penderitaan dan ketidakberdayaan, sehingga Allah dengan rahmat-Nya mengabulkan doa tersebut sebagai bentuk keadilan. Rasulullah SAW juga bersabda:“Takutlah kalian terhadap doa orang yang terzalimi, karena antara doa tersebut dengan Allah tidak ada penghalang.” (HR. Bukhari dan Muslim)Oleh sebab itu, Islam sangat menekankan keadilan dan melarang segala bentuk kezaliman. Allah SWT akan membela orang-orang yang dizalimi dan memberikan hukuman bagi para pelaku kezaliman, baik di dunia maupun di akhirat.
Doa merupakan sarana utama seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Agar doa lebih mudah dikabulkan, seseorang harus memenuhi syarat-syarat seperti keikhlasan, keyakinan, dan usaha yang nyata. Dalam hadis Rasulullah SAW, terdapat tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak oleh Allah, yaitu pemimpin yang adil, orang yang berpuasa hingga berbuka, dan orang yang terzalimi. Ketiga golongan ini mendapatkan kemuliaan di sisi Allah karena keutamaan dan kondisi mereka yang spesial. Oleh karena itu, kita sebagai umat Muslim harus senantiasa menjaga keadilan, memperbanyak doa dalam keadaan puasa, serta menjauhi segala bentuk kezaliman agar senantiasa mendapatkan pertolongan dan rahmat dari Allah SWT.