Yayasan Ibu Mengaji Indonesia

Menyantuni Anak Yatim-Piatu-Dhuafa

ibumengaji.com : Islam sangat memuliakan anak yatim. Bahkan tercatat ada 22 ayat tentang anak yatim dalam Alquran. Anak yatim adalah seseorang yang kehilangan ayahnya sebelum mencapai usia dewasa. Menanggung anak yatim berarti mengurusi segala keperluan hidup, mengasuh, mendidik, dan menyantuni. Allah berfirman: “”Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “”Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,”” (QS. Al-Baqarah [2]: 220). Alquran surat Adh-Dhuha ayat 6, Allah SWT menyebutkan Nabi Muhammad SAW adalah seorang yatim Namun bila tidak mengutamakan anak yatim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “”Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “”Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).”” Malaikat yang lain berdoa, “”Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).”” (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010) Dalam sebuah hadits Ibnu Majah: “”Sebaik-baik rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik. Dan sejelek-jelek rumah di kalangan kaum Muslimin adalah rumah yang terdapat anak yatim dan dia diperlakukan dengan buruk.”” (HR. Ibnu Majah). Namun disebut yatim jika anak tersebut belum baligh. Rasulullah SAW bersabda: “”Tidak lagi disebut yatim anak yang sudah bermimpi (baligh).”” (HR. Abu Daud dari Ali bin Abi Thalib). Beberapa hadits Nabi SAW mengungkapkan keutamaan menyantuni anak yatim. Salah satunya ketika Rasulullah SAW menjamin bahwa orang yang menyantuni anak yatim akan bersamanya nanti di surga. “”Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini””, kemudian Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan keduanya.”” (HR Bukhari).

Sumber :detiknews.com

Editor : Jpr